Tim tersebut beranggota Sekjen KOI, dua perwakilan LADI, satu perwakilan Kemenpora, dan bidang hubungan luar negeri cabor-cabor yang akan melakukan agenda internasional dalam waktu dekat. ”Mungkin kami butuh waktu satu bulan hanya untuk merapikan data-data dari LADI. Setelah itu kami akan maksimalkan lobi-lobi eksternal agar upaya pencabutan banned WADA ke LADI ini bisa maksimal,” ujar Okto, sapaan Raja Sapta Oktohari.
Sekretaris LADI Dessy Rosmelita juga menyampaikan permohonan maaf terkait sanksi dari WADA yang membuat bendera Indonesia tidak bisa berkibar. ”Kami meminta maaf kepada Presiden RI Joko Widodo, masyarakat Indonesia, dan stakeholder olahraga Indonesia,” kata dia. ”Kami akan berkoordinasi dengan Pak Okto agar hal-hal spesifik yang sempat dibahas dalam rapat tadi bisa ditindaklanjuti. Sehingga mempercepat langkah-langkah pembebasan sanksi dan menjadi patuh terhadap aturan WADA,” sambungnya.
WADA selama ini memang sangat aktif untuk memastikan sistem antidoping olahraga di seluruh belahan dunia berjalan sesuai prosedur. Beberapa negara lain pernah mendapat status tidak patuh oleh WADA seperti yang dialami Indonesia saat ini. Bagi Indonesia, ini kali kedua mendapat status tidak patuh dari organisasi yang berkantor pusat di Montreal, Kanada, tersebut.
Kali pertama LADI mendapat status tidak patuh oleh WADA pada Oktober 2016. Saat itu Indonesia bersama empat negara lain, yakni Azerbaijan, Brasil, Yunani, dan Guatemala, dianggap gagal menerapkan standar sistem antidoping yang telah ditetapkan WADA.
Indonesia berhasil keluar dari masalah tersebut tiga bulan kemudian bersama Azerbaijan. ”Badan antidoping Indonesia dikeluarkan dari daftar tidak patuh. Itu setelah mereka berhasil menyelesaikan masalah terkait penggunaan laboratorium yang tidak terakreditasi,” tulis WADA dalam rilis resmi saat itu.
Di bagian lain, Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda mengapresiasi capaian tim bulu tangkis Indonesia di ajang Thomas Cup 2020. Sayangnya, janji Kemenpora dalam merespons ancaman sanksi WADA ternyata tak terbukti di lapangan. ”Akibatnya, Merah Putih tak berkibar dalam peristiwa bersejarah itu,” ujarnya kepada Jawa Pos kemarin.
Menurut Huda, dalam pernyataan Menpora Zainudin Amali pada Jumat (8/10), Indonesia akan bergerak cepat memberikan klarifikasi kepada WADA agar terhindar dari sanksi. Kemenpora bersama LADI akan memberikan keterangan bahwa tidak terpenuhinya TDP atlet Indonesia di 2020 disebabkan adanya pandemi Covid-19.