GARUT – Puluhan peternak yang tergabung di organisasi Paguyuban Peternak Ayam Petelur Garut (PPAPG) mendatangi Dinas Perdagangan dan ESDM Kabupaten Garut.
Kedatangan mereka untuk beraudensi mengenai anjloknya harga telur ayam dan mahalnya harga pakan ayam.
Audensi diterima langsung oleh Kadis Perdagangan dan ESDM Nia Gania Karyana, Kabid Perdagangan Heri Gunawan dan Ketua PPAPG Hendra Permana, Ketua Koperasi PPAPG, H. Ricky Megawan, SE dan para anggota.
Ketua PPAPG Hendra Permana menyampaikan keluhan dari para peternak ayam petelur secara langsung kepada Kadis Perdagangan dan ESDM bahwa, hasil telur dari para peternak di Garut kalah bersaing dengan telur yang didatangkan dari luar.
Hal ini disebabkan karena mahalnya harga Jagung yang menjadi bahan dasar pakan ternak ayam petelur. Sehingga, harga produksi telur ayam Garut menjadi tinggi
‘’Banyak dikalangan peternak mengalami kerugian, ibaratnya besar pasak dari pada tiang,’’kata Hendra kepada Radargarut.com (Grup Jabarekspres) belum lama ini.
Untuk itu, pihaknya meminta kepada Bupati Garut agar membuat kebijakan dimana pasokan telur ayam dari luar Garut dikendalikan atau dibatasi.
Dengan begitu, masyarakat Garut lebih memilih produk lokal Garut daripada produk telur ayam dari luar garut.
“Peternak ayam petelur mengeluh, dan pihaknya tidak mampu menjual lebih murah disebabkan biaya pakan yang lebih mahal daripada harga jualnya,’’katanya.
Dia menuturkan kebutuhan jagung untuk pakan ayam petelur di Garut sebesar 16 ton. Harga pakan ayam petelur sendiri masih terbilang sangat mahal.
Ditempat yang sama Kadis Perdagangan dan ESDM Nia Gania Karyana berjanji akan melanjutkan keluhan ini kepada Bupati Garut Ruddy Gunawan yang disinergikan dengan Dinas Pertanian.
Menurutnya, permasalahan keluhan peternak ayam petelur ini adalah harga jagung yang tinggi. PAdahal Jagung sendiri di Kabupaten Garut sangat banyak.
‘’Jagung merupakan hasil produksi pertanian Kabupaten Garut yang luar biasa dan bisa diolah oleh orang Garut sendiri sebagai salah satu bahan pakan yang bisa dimanfaatkan untuk pembuatan pakan,’’tutur dia.
Akan tetapi, permasalahannya para peternak ayam petelur sduah terbiasa membeli pakan ayam hasil produksi dari pihak lain.