JAKARTA – Dee Lestari membuat terobosan besar dalam karyanya. Di samping merilis buku berupa cerita bersambung berjudul Rapijali yang ditulisnya 27 tahun silam, ia juga menghadirkannya dalam bentuk book soundtrack. Single pertama yang ada dalam book soundtrack Rapijali dan secara resmi dirilis, mengusung tajuk Kinari (Yuda Alexander Version).
Sejumlah adegan dalam karakter- karakter yang digambarkan dalam buku Rapijali kini akan hadir dalam bentuk lagu. Hal itu tentu saja dapat melengkapi kenikmatan dalam membaca novelnya. Dee Lestari pun menggandeng musisi kawakan Iwan Fals untuk menyanyikan lagu tersebut.
Sejak lagunya dibuat, sosok yang spontan muncul dalam benak Dee Lestari untuk menyanyikan lagunya adalah Iwan Fals. Dia bahkan tidak memikirkan sosok lain yang cocok menyanyikannya selain sang pelantun Bento.
“Yuda Alexander adalah salah satu karakter di buku Rapijali. Saya terinspirasi dari sosok pilot bule namun fasih berbahasa Sunda yang dulu tidak sengaja saya temui di Bandar Udara Nusawiru, Cijulang, Pangandaran, Jawa Barat,” jelas Dee Lestari dalam keterangan tertulis diterima JawaPos.com Jumat (15/10).
“Dari situ tercipta rapijali, sosok Yuda Alexander, seorang rocker di Batu Karas yang merupakan mantan anggota band. Dia adalah ayah dari Kinari dan kakek dari Ping, putri Kinari,” imbuh penulis novel Supernova itu.
Inspirasi Lagu Kinari (Yuda Alexander’s version) “Rapijali”
Saat menulis Kinari, Dee Lestari menjadikan aransemen lagu Dust in the Wind milik Kansas dan Tears in Heaven dari Eric Clapton sebagai referensi. Menariknya, lagu Kinari menghadirkan permainan akordeon dengan alasan selaras dengan tuntutan cerita. Selain itu, alat musik tersebut sangat atraktif di panggung namun masih jarang yang memainkannya.
Dee Lestasi mengungkapkan, lagu Kinari ini penuh cinta. Bukan cinta tentang kehidupan asmara di antara sejoli, tapi hubungan seseorang yang diselamatkan hidupnya oleh satu sosok.
“Ini bisa diinterpretasikan siapapun, tapi dalam kasus Kinari, dia diselamatkan oleh anaknya. Bayangkan orang yang merasa hidupnya hancur, kelam, tak punya harapan, tiba-tiba ada titik cahaya yang memandunya keluar dari kegelapan hingga akhirnya dia memperoleh hidup yang baru,” terang Dee Lestari.