NGAMPRAH – Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Bandung Barat (Pemda KBB) belum memutuskan apakah aplikasi PeduliLindungi akan diterapkan atau tidak di pasar tradisional.
Saat ini Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Diperindag) KBB masih melakukan kajian guna memastikan bagaimana baiknya penerapan aplikasi tersebut.
Kepala Disperindag KBB, Ricky Riyadi mengatakan, hingga saat ini pihaknya belum menerima secara resmi surat instruksi dari Kementerian Perdagangan terkait penerapan aplikasi PeduliLindungi di pasar-pasar tradisional.
“Instruksi resminya belum ada, kami belum dapat. Jadi untuk sekarang belum ada kewajiban pasar tradisional di KBB menerapkan PeduliLindungi,” ucapnya, Jumat (15/10).
Untuk itu dirinya meminta pedagang tidak perlu resah atau khawatir karena saat ini fokus yang dilakukan masih kepada penyelesaian vaksinasi pedagang.
“Apalagi Plt Bupati Bandung Barat, juga sudah menginstruksikan percepatan vaksinasi agar bulan depan sudah mencapai 100%,” katanya.
Diakuinya, karakter pedagang dan pekerja di pasar tradisional yang ada di KBB berbeda dengan pasar modern seperti di mall, super market, atau minimarket. Masih ada pedagang yang belum paham teknologi dan ada juga yang belum memiliki smartphone.
“Kalau mall, super market, atau minimarket memungkinkan untuk ada aplikasi PeduliLindungi. Sebab in dan out-nya jelas, tapi kalau di pasar tradisional masih agak sulit, apalagi biasanya akses in dan outnya juga banyak,” kata Ricky.
Untuk di KBB, lanjut dia, pasar tradisional yang memungkinkan menerapkan aplikasi PeduliLindungi adalah Pasar Panorama Lembang karena in-out-nya jelas.
“Tapi itu juga kendalanya berbatasan langsung dengan jalan utama, sehingga ketika ada penumpukan bisa mengganggu akses lalu lintas,” bebernya.
Hal ini harus menjadi perhatian dari pemerintah termasuk Kementerian Perdagangan, agar jangan sampai ketika aplikasi tersebut diterapkan tapi hasilnya tidak maksimal.
Di KBB sendiri total ada delapan pasar tradisional yang dikelola Pemda KBB. Yakni Pasar Panorama, Pasar Buah-buahan, Pasar Cisarua, Curug Agung, Pasar Tagog Padalarang, Pasar Batujajar, Pasar Cililin, dan Pasar Sindangkerta.
“Tapi kita tetap akan lakukan sosialisasi dan pemahaman ke pedagang, sehingga kalaupun aplikasi ini diterapkan mereka sudah siap,” pungkasnya. (mg6)