BANDUNG- Parenting atau pola pengasuhan anak sejak usia dini menjadi point penting dalam setiap pembahasan tentang tumbuh kembang anak. Keberhasilan parenting tidak hanya akan menentukan bagaimana masa depan anak kelak, namun juga masa depan bangsa. Terlebih, dalam beberapa tahun mendatang, Indonesia akan mengalami bonus demografi.
Konsep Mindful Parenting dikenalkan sebagai salah satu metode parenting yang efektif untuk mengajarkan kebiasaan-kebiasaan baik pada anak sejak dini. Hal ini disampaikan dalam webinar parenting yang digagas Komunitas Menata Keluarga (eMKa) dan Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI), yang digelar secara virtual, Selasa (12 /10).
Melly Amaya Kiong, Founder eMKa menjelaskan konsep Mindful Parenting yang fokus pada kesadaran orang tua dalam mengasuh anak. Mindful parenting yaitu pola asuh orangtua dengan kesadaran penuh dalam memberikan perhatian dan tidak memberikan penilaian negatif terhadap pengalaman anak.
“Parenting dalam metode ini juga untuk menghindarkan orangtua dari stres yang diakibatkan pengasuhan (parenting stress), mampu menghargai pendapat dan tindakan anak, mampu melaksanakan peran sebagai orangtua, dan menjalin hubungan yang harmonis antara orangtua dan anak,” jelas Melly.
Metode Mindful Parenting ini juga efektif diterapkan untuk membiasakan anak dalam mengkonsumsi makanan dan minuman sehat. Contohnya saat anak minta es krim, ibu bisa tegaskan mama kasih es krim karena kamu tidak batuk, atau karena kamu sedang batuk, mama tidak kasih es krim kali ini, ini bisa diulang-ulang sehingga akhirnya anak paham dengan sendirinya.
“Cara-cara tidak menghakimi ini yang perlu orang tua terapkan untuk banyak aspek,” ujar Melly.
dr Ali Alhadar, Sp.A(K), Anggota Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengatakan pemantauan tumbuh kembang anak harus dilakukan dengan baik dan benar, dengan memperhatikan pemberian ASI dan MPASI nya. Orang tua sebaiknya tidak memberikan peluang terhadap makanan dan minuman yang tinggi kandungan gula garam lemak (GGL), seperti susu kental manis.
“Harusnya ini peran pemerintah membuat kampanye untuk tidak memberikan susu kental manis pada anak, karena angka kandungan gizinya sangat jauh dari kebutuhan protein anak. Sementara proteinnya sangat sedikit dalam susu kental manis ini, nanti nggak cukup,” ungkap dr Ali.