NGAMPRAH – Dalam kurun waktu beberapa bulan belakangan Badan Narkotika Nasional (BNN) Kabupaten Bandung Barat dan BNN Jawa Barat melakukan pengungkapan peredaran narkoba lintas daerah.
Di antaranya peredaran narkoba lintas daerah jenis ganja, dari jaringan Medan ke Bandung Barat dengan barang bukti sebanyak 64 kilogram. Kemudian barang bukti narkotika dari pengungkapan di daerah lain, salah satunya Bekasi, dengan total 220 kilogram.
Kepala BNN Jawa Barat Brigjen Pol Benny Gunawan mengatakan pengungkapan yang dilakukan BNN yakni dengan sistem pembuntutan kendaraan yang membawa barang bukti kemudian digerebek di suatu lokasi.
“Total ada 284 kilogram barang bukti narkotika hasil pengungkapan. Kami lakukan pengungkapan dengan sistem pembuntutan, misalnya yang KBB itu kami buntuti kemudian digerebek di Tol Cipularang KM 115. Termasuk yang di Bekasi juga seperti itu,” ungkap Benny kepada wartawan saat pemusnahan barang bukti di Bandung Barat, Jumat (8/10).
Tak berhenti sampai di situ, kini pihaknya tengah fokus untuk membongkar jaringan sindikat pengedar narkoba lintas daerah. Sehingga ke depannya bisa dipetakan pola distribusinya seperti apa.
“Kita ingin jaringannya diungkap juga, supaya bisa memetakan pola distribusinya itu seperti apa. Misalnya barang (narkotika) yang masuk ke KBB itu mereka jaringan Sumatera-Jabar yang bergerak. Kalau untuk Bekasi, Karawang, itu beda lagi jaringannya,” terang Benny.
“Kalau jaringannya sudah diungkap di tiap daerah, jadi mudah memetakannya dan kita kemudian bisa mengikuti permainan mereka,” kata Benny menambahkan.
Pengedar dan Bandar Narkoba Lintas Daerah Belum Terjangkau
Dari beberapa pengungkapan itu pihaknya baru sebatas mengamankan beberapa pelaku yang berperan hanya sebagai kurir. Sementara pelaku yang berperan sebagai pengedar dan bandarnya masih belum terjangkau.
“Untuk yang diamankan dari kasus yang diungkap itu semuanya kurir. Pengedar dan sindikatnya belum, karena peredaran narkotika ini organized crime atau jaringan organisasi bahkan dari berbagai negara. Termasuk apakah ada jaringan lapas, tapi kita tidak boleh apriori. Karena kan melibatkan institusi lainnya,” jelasnya.
Dia melihat kecenderungan peredaran narkotika di Jawa Barat mengalami peningkatan selama pandemi Covid-19 terjadi. Hal itu lantaran banyaknya masyarakat yang terdesak kebutuhan ekonomi.