BANDUNG – Adanya rencana dari Pemerintah terkait dengan penerapan uji usap Rapid Antigen terhadap siswa dan guru yang sedang melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM), Dinas kesehatan (Dinkes) Kota Bandung mengungkapkan bahwa untuk penjadwalan dalam pemberian hal tersebut masih menunggu arahan dari Dinas Pendidikan (Disdik).
Dengan adanya hal tersebut, menurut Kadinkes Kota Bandung, Ahyani Raksanagara mengatakan bahwa dalam pemberian uji usap Rapid Antigen kepada siswa dan guru, Kota Bandung dan Bogor menjadi salah satu daerah yang menjadi lokus surveilans aktif oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pada saat melaksanakan PTM.
“Swab acak itu sesuai dengan arahan kementerian Kesehatan (Kemenkes). Kota Bandung menjadi salah satu daerah yang menjadi lokus (tempat) untuk surveilans aktif di PTM. Kota Bogor dan kota Bandung,” terangnya saat diwawancara di Jalan Dadali, Kota Bandung, Selasa (5/10).
Sementara itu, Ahyani juga mengatakan bahwa untuk hitungan pemberian uji usap Rapid Antigen yakni 10 persen dari sekolah yang melaksanakan PTM.
“Untuk hitungannya adalah 10% dari sekolah yang PTM. Jadi kemudian dari satu sekolah itu 30 sampel, baik untuk siswa didik maupun tenaga pendidik,” katanya.
Untuk penjadwalan dalam pemberian uji usap Rapid Antigen, Ahyani menambahkan, masih menunggu arahan dari Disdik. Sebab Disdik yang akan menentukan sekolah mana yang akan mendapatkan uji usap Rapid Antigen.
“Kita kan dari Disdik baru dapet hari ini penjadwalan. Jadi yang memilih sekolahnya itu dari Disdik, jadi kan harus random (acak) karena harus mewakili seluruh sekolah di Kota Bandung. Jadi Disdik yang memilih,” ucapnya.
Sementara itu, Ahyani juga menuturkan, dalam mendukung pelaksanaan uji usap Rapid Antigen ini pihaknya sudah menyiapkan 5.000 alat Rapid Antigen.
“Jadi kita kan ini Rapid Antigen, dan kita sudah siapin stok (alat tes). Untuk putaran pertama kita siapin 5000 ya, mudah-mudahan itu cukup, karena dari 160 kali 30 sekitar 4.000
sekian, jadi kita stok 5.000 dulu,” pungkasnya.
(Mg4/wan)