Penderita Talasemia di Bandung Tertinggi di Jawa Barat

BANDUNG – Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung menyebutkan bahwa sebanyak 300 warganya mengidap penyakit talasemia. Wali Kota Bandung, Oded M Danial mengatakan, jumlah tersebut  menjadikan Kota Bandung sebagai salah satu daerah dengan penderita Talasemia tertinggi di Jawa Barat.

Penyakit Talasemia adalah kelainan darah bawaan, ditandai kurangnya protein pembawa oksigen (hemoglobin) dan jumlah sel darah merah yang kurang dari normal.

Sampai saat ini, belum ada obat atau terapi khusus yang dapat menyembuhkan penyakit genetik atau turunan tersebut.

Oleh karena itu, Oded menuturkan, perlu adanya edukasi dan sosialisasi terkait talasemia di Kota Bandung.

“Itu sudah ada (edukasi dan sosialisasi), tapi masih kurang. Ada 300 (pengidap Talasemia) untuk di tahun ini. Jawa Barat yang tertinggi di antara provinsi di Indonesia. Karena penduduknya juga banyak. Kalau Kota Bandung itu tinggi juga, karena kita fasilitasnya ada untuk mengecek (talasemia),” ucapnya di UPT Puskesmas Garuda, Jl. Dadali, Kota Bandung, Selasa (5/10).

Sementara itu, Oded mengungkapkan bahwa pemerintah akan berupaya mensosialisasikan kepada masyarakat. Sebab, penyakit talasemia dapat membahayakan penderitanya.

Karena penyakit ini merupakan penyakit turunan, maka salah satu cara untuk mengurangi penderita talasemia adalah dengan mengecek kesehatan dan tidak menikah dengan sesama pengidap talasemia.

“Jadi ‎di Jabar (Jawa Barat) itu, ada14 Kota Kabupaten. Termasuk kota Bandung. Kita akan tancap gas sosialisasi dan edukasi untuk mendapat data akurat. Kita mitigasi kemudian untuk meminimalisir terjadinya pernikahan antara pembawa sifat. Ketika pernikahan pembawa sifat ini bisa kita putus mata rantainya, mudah-mudahan bisa meminimalisir terjadinya talasemia baru,” tuturnya.

Di tempat yang sama, menurut Ketua Forum Bandung Sehat (FBS), Siti Muntamah (Umi Oded), upaya pendeteksian dini harus makin masif terhadap masyarakat yang akan menikah.

“Salah satunya adalah mencegah pernikahan orang dengan sesama talasemia. Kita akan dorong supaya Pemkot Bandung memiliki kebijakan secara yuridis yang kemudian akan disampaikan bahwasanya pernikahan pembawa sifat Talasemia dan Talasemia ini sangat membahayakan,” ucapnya.

Siti juga mengungkapkan, pengobatan bagi penderita Talasemia ini tidak murah. Apalagi, pengidap talasemia harus melakukan transfusi darah dalam setiap pekannya.‎

Tinggalkan Balasan