NGAMPRAH – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung Barat (KBB) meminta masyarakat untuk makin mewaspadai potensi bencana hidrometeorologi menghadapi pancaroba.
Hal itu bukan tanpa alasan, sebab beberapa hari lalu mulai terjadi longsor di Desa Sirnajaya, Kecamatan Gununghalu.
Longsor tersebut terjadi usai hujan deras mengguyur selama beberapa jam. Beruntung tak ada korban jiwa atas kejadian tersebut.
“Betul saat ini sudah terjadi bencana longsor, setelah hujan deras. Tapi baru satu laporan saja yang kita terima yaitu dari Desa Sirnajaya, selebihnya masih nihil. Hanya saja tetap harus waspada,” ujar Kepala Pelaksana BPBD Bandung Barat, Duddy Prabowo saat dihubungi, Minggu (3/10).
Pihaknya selalu mengikuti perkembangan cuaca dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandung. Di KBB setidaknya ada 10 wilayah yang masuk kategori waspada banjir, banjir bandang, hingga longsor.
Di antaranya Kecamatan Gununghalu, Rongga, Sindangkerta, Parongpong, Cisarua, Lembang, Cikalongwetan, Padalarang, Ngamprah, dan Cipatat. Meskipun secara keseluruhan semua kecamatan di KBB sendiri memang rawan bencana.
“Potensi longsor hampir di tiap kecamatan, khusus di wilayah selatan lebih dominan karena kondisi kontur tanah atau topografi relatif berbukit dengan tingkat kemiringan lereng di atas 15 derajat bahkan ada yang lebih dari 40 derajat,” katanya.
Menurut dia berdasarkan prediksi BMKG bahwa wilayah Bandung Raya saat ini telah memasuki peralihan musim. Di beberapa daerah sudah terjadi hujan dan berpotensi mengalami cuaca ekstrem.
Oleh sebab itu pihaknya mengimbau masyarakat untuk senantiasa mengingatkan kewaspadaan ketika di luar rumah saat terjadi hujan dan angin kencang.
“Wilayah kita sangat berpotensi terjadi bencana terutama warga yang tinggal di lokasi rawan. Karena itu kita ingatkan masyarakat akan pontensi bencana yang bisa mengancam keselamatan jiwa,” bebernya.
Pihaknya juga meminta masyarakat supaya bisa memitigasi lebih awal potensi bencana di wilayah tempat tinggal guna menghindari serta mengurangi risiko bencana.
“Persiapan awal, kita siagakan personil. Selain itu BPBD juga berkoordinasi dengan aparat kewilayahan baik kecamatan, Polsek dan Koramil yang setiap saat bisa dikerahkan bilamana terjadi bencana,” tandasnya. (mg6)