CIAMIS – Program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) yang disalurkan oleh Kementerian Sosial harus mendapat pengawasan ketat dalam pelaksanaannya. Sebab, dalam kondisi saat ini tidak sedikit penyaluran BPNT dijadikan ajang untuk mencari keuntungan pribadi.
Pakar Ekonomi dan Kesejahteraan Masyarakat dari Universitas Galuh Ciamis Muhamad Azis Basari mengatakan, program Bantuan sosial yang digelontorkan pemerintah sudah sangat baik.
Program BPNT yang diberikan untuk membantu masyarakat kurang mampu pada pelaksanaannya harus trnsparan, agar tepat sasaran.
Meski secara sistem sudah diatur sangat ketat, kesalahan dalam verifikasi input data bisa saja terjadi.
Selain itu dari segi kualitas barang yang dibagikan masih ada saja yang tidak memenuhi kriteria yang sudah ditetapkan Kemnsos. Sehingga, masyarakat hanya bisa pasrah menerima apa adanya.
“Di Kabupaten Ciamis, banyak masyaraka yang tidak mendapatkan barang dengan kualitas di bawah standar,’’kata Azis ketika ditemui Jabareskpres.Group/Radargarut, Jumat, (17/9).
Untuk itu, pada bagian pengadaan harus menjadi pertanyaan sehingga menimbulkan masalah pada program tersebut.
Selain itu, pada proses pengadaan barang seharusnya memanfaatkan produk lokal. Agar pertumbuhan ekonomi di daerah juga ikut terdongkrak.
Azis berpendapat, dalam pembentukan e-warung seharunya diberi syarat agar memanfaatkan produk lokal yang ada di daerah itu sendiri.
‘’Misalnya di kabupaten Ciamis sangat melimpah produksi beras dari petani. Kenapa ini tidak diberdayakan, Jadi harus cerdas melihat potensi di derahnya namun tidak melanggar aturan yang telah ditentukan,’’tutur Azis.
E-warung harus mempunyai aturan standar untuk kualitas dan ketentuan pengadaan barang. e-warung juga harus memberdayakan masyarakat setempat.
Dengan begitu, kecerdasan e- warung berjalan. Sehingga BPNT menjunjujng kearifan lokal dengan memberdayakan potensi di daerahnya sendiri.
Keberadaan E-warung tidak boleh di intervensi oleh pihak manapun dengan dalih memaksaan produk pangan untuk dijual ke masyarakat. Padahal kualitasnya tidak sesuai ketentuan.
juga harus selalu waspada dengan adanya eksos-eksos yang tidak baik. Jadi jika ada eksos- eksos yang kurang baik, masyarakat harus saling mengingatkan .
“ini harus kita cermati dan dibutuhkan parsitipasi masyarakat untuk mengawasinya agar produk pangan BPNT memiliki standar kualitas baik,” pungkasnya. (mg11/red)