Ribuan Obat Sudah Dicoba, Namun WHO Belum Tetapkan Obat Definitif untuk Pasien Covid-19

JAKARTA – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sampai sekarang belum menetapkan obat definitif untuk pasien Covid-19. Namun obat-obatan yang sudah ada di pasaran untuk penyakit lainnya, banyak digunakan sebagai pendukung penyembuhan pasien Covid-19. Jumlahnya ternyata sampai ada 1.400 jenis obat.

Akademisi dari University of Michigan menguji lebih dari 1.400 obat yang disetujui FDA pada sel manusia saat mereka terinfeksi virus Korona dan setelah virus itu hilang. Mereka menemukan bahwa ada pula suplemen diet di antara 17 obat yang dapat mengurangi Covid-19 dalam sel manusia

Peneliti utama dr Profesor Jonathan Sexton mengatakan secara tradisional, proses pengembangan obat membutuhkan waktu satu dekade. Namun karena pandemi, tak mungkin jika harus menunggu selama itu.

“Kami tidak memiliki waktu satu dekade untuk menunggu,” katanya seperti dilansir dari diabetes.co.uk, Rabu (15/9).

“Terapi yang kami temukan diposisikan dengan baik untuk uji klinis fase dua karena keamanannya telah ditetapkan,” tambahnya.

Tim ilmuwan mempelajari infeksi SARS-CoV2 di berbagai sel, seperti sel induk. Mereka menemukan bahwa obat terbaik untuk membunuh Covid-19 adalah laktoferin, protein yang ditemukan dalam ASI, yang juga dapat dibeli sebagai suplemen diet yang terbuat dari susu sapi. Menurut para akademisi, laktoferin juga dapat mencegah variasi baru Covid-19 yang berkembang di sel manusia, seperti varian Delta.

Namun, studi penelitian sebelumnya telah menyimpulkan bahwa senyawa lain lebih efektif daripada laktoferin untuk memerangi SARS-CoV2 dalam sel. Hasilnya tampaknya tergantung pada sistem sel apa yang digunakan.

Co-Director of the Michigan Institute for Clinical & Health Research dan pendiri/sponsor eksekutif dari University of Michigan’s Center for Drug Repurposing dr. George A. Mashour, mengatakan, menggunakan kembali obat-obatan yang sudah ada dalam pengaturan klinis memiliki banyak keuntungan. Yakni dari segi waktu yang jauh lebih singkat dari penemuan hingga penggunaan klinis. Termasuk profil keamanan yang terdokumentasi, pengurangan beban peraturan, dan penghematan biaya yang substansial. Hasil lengkap penelitian tersebut dapat diakses di jurnal ‘Proceedings of the National Academy of Science’.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan