BANDUNG – Dengan dilaksanakannya Pembelajaran Tatap Muka (PTM), Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung menyebut sudah ada 1692 sekolah yang menyatakan siap untuk menggelar Pembelajaran Tatap Muka (PTM) Terbatas.
Sementara itu, dari 1692 sekolah yang sudah menyatakan siap, 330 diantaranya telah memeroleh izin untuk menggelar PTM Terbatas pada Rabu (8/9) kemarin.
Namun dengan adanya hal tersebut, sisanya masih menunggu rekomendasi dan izin dari Pemkot Bandung.
Menanggapi hal tersebut, menurut Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bandung, Teddy Rusmawan meminta kepada Pemkot Bandung untuk tidak mempersulit izin 1362 sekolah yang belum menggelar PTM Terbatas. Sebab, dari laporan yang diterima dewan, telah banyak orang tua yang mendesak untuk anaknya menggelar PTM Terbatas.
“Tapi jangan sampai untuk tahap-tahap selanjutnya ada sekolah yang sudah siap, tapi dipersulit. Karena sekolah juga mengalami permasalahan yang cukup berat dimana tekanan dari orang tua untuk anaknya bersekolah cukup kuat,” ucapanya, Jumat (10/9).
Pengaruh orang-orang sekitar juga sangat kuat bagi orang tua yang masih membantu anaknya dalam pembelajaran jarak jauh.
“Orang tua itu berpikiran anak tetangga sudah dapat sekolah, anak saya kenapa belum, itu yang agak ramai di lapangan,” ujarnya.
Tedy juga meminta kepada Pemkot Bandung untuk lebih transparan dalam proses verifikasi dan validasi (Verval) sekolah. Bahkan, ia mengungkapkan dalam progres tersebut harus tampak dalam setiap minggunya.
“Kalau memang sudah siap, pemkot segera (izin). Kita minta juga hasil verifikasi untuk diminggu depan, supaya kelihatan juga Pemkot melakukan itu (verval),” ungkapnya.
Sementara itu, Tedy juga mengingatkan bahwa Pemkot Bandung untuk lebih peka terhadap isu-isu pro dan kontra terkait pelaksanan PTM Terbatas.
“Karena di lapangan juga masih ada pro dan kontra, dari beberapa lembaga dan aktivis. Jawabannya (adalah) dengan (,elaksanakan PTM) bertahap, tidak langsung membuka semua, dan juga dengan kriteria verifikasi yang cukup ketat juga,” pungkasnya.