Manfaatkan Limbah Kayu dari Pabril Meubel Jadi Nilai Ekonomi

NGAMPRAH– Dani Suhendar,42, pelukis warga Desa Laksanamekar, Kecamatan Padalarang, memiliki inovasi yang luar biasa. Limbah kayu dari pabrik mebeul yang umumnya hanya dibuang tanpa nilai, namun di tangan dirinya  memiliki nilai ekonomi dengan jiwa seni tinggi yang dikuasai.

Mengusung seni lukis aliran realis vintage, dari tangan terampilnya potongan limbah kayu disulap menjadi karya seni bernilai tinggi. Bongkahan kayu ini juga naik kasta dari tidak memiliki nilai jual menjadi laku jutaan rupiah.

“Saya manfaatkan limbah kayu menjadi hal yang bernilai ekonomi. Awalnya saya lihat banyak potongan kayu palet yang dibuang atau menjadi kayu bakar, melihat seratnya yang unik saya coba kolaborasikan dengan melukis realis di atas limbah kayu itu,” kata Dani.

Menggunakan pensil warna dan cat pastel, Dani yang hobi melukis sejak duduk di bangku SMA itu mendapatkan formula tepat hingga lukisan limbah kayu buatannya digandrungi pembeli.

Kian hari pesanan terus datang kepadanya meski pemasaran dilakukan dari mulut ke mulut. Kadang tak sedikit mereka yang berminat rela menunggu berbulan-bulan hingga pesanan lukisan kayu rampung.

“Satu lukisan butuh tiga sampai tujuh hari untuk selesai, makanya kadang ada yang nunggu beberapa bulan,” katanya.

Menurut Dani, untuk meningkatkan minat pembeli ia sengaja menawarkan lukisan diri cukup dengan melihat foto melalui ponsel. Hasilnya, lukisan tak jauh berbeda dengan contoh foto bahkan terkesan vintage karena ada sentuhan serat kayu alami.

“Kesulitannya memang dari mengelaborasi serat yang ada pada kayu dengan model lukisan yang ada, pemilihan warna juga menyesuaikan warna kayu itu,” ungkapnya.

Bagi mereka yang berminat, Dani memasang harga pada kisaran Rp 150 ribu hingga jutaan rupiah, tergantung pada kesulitan pengerjaan dan besarnya media kayu yang diinginkan. “Pemeanana juga memang sudah cukup banyak misalnya untuk kado, souvenir pernikahan maupun koleksi pribadi,” tandasnya. (drx)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan