LEMBANG – Pengelola wisata dan penginapan di Lembang, Kabupaten Bandung Barat turut mewaspadai revenge tourism. Lantaran fenomena tersebut disinyalir malah bisa mendatangkan dampak negatif pada sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Bandung Barat.
Revenge tourism sendiri merupakan suatu kondisi di mana masyarakat melampiaskan hasrat berliburnya yang telah tertunda selama beberapa lama akibat adanya pandemi Covid-19 dan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
“Animo masyarakat saat ini memang tinggi untuk wisata. Tapi kalau menimbulkan dampak negatif juga malah memberikan kerugian buat kita pengusaha wisata,” ungkap General Manager Terminal Wisata Grafika Cikole (TWGC) Lembang, Satpo Wahyudi, Kamis (26/8).
Sapto menyebut pihaknya sangat menaati aturan dalam PPKM Level 3. Misalnya hanya menerima pengunjung ke restoran dan penginapan maksimal 25 persen. Bahkan saat ini pihaknya sudah menerapkan syarat membawa atau menunjukkan sertifikat vaksin bagi pengunjung.
“Kita antisipasi (revenge tourism) dengan menerapkan skema yang sudah kita jalankan sejauh ini. Pembatasan jumlah pengunjung dan okupansi penginapan. Lalu penerapan syarat vaksinasi sehingga bisa terkendali,” ujarnya.
“Apalagi informasinya wisata di Subang sudah mulai buka. Itu juga khawatirnya akan terjadi lonjakan dan membludaknya pengunjung, jadi kekhawatiran kita juga.
Cuma pesan dari direktur kemarin bagaimana pembatasan pengunjung itu tetap harus dijalankan,” imbuhnya.
Saat ini Bandung Barat menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 3. Di mana ada sejumlah pelonggaran yang diberikan pemerintah, di antaranya bagi penginapan dan restoran.
“Justru momentum ini harus dijaga. Jangan sampai ledakan dan lonjakan pengunjung wisata ini malah berisiko buruk buat kita. Pemerintah pusat juga kan bilang memang ada lonjakan. Nanti kita sudah buka malah tutup lagi. Jadi berpikirnya harus jangka panjang,” terangnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Bandung Barat, Heri Partomo tak menampik jika kunjungan masyarakat ke restoran dan penginapan di wilayah Bandung Barat terutama di kawasan Lembang mulai bertambah sedikit demi sedikit.
“Saat ini kunjungan wisatawan yang ke arah Bandung Barat, terutama ke tempat makan dan hotel mulai ramai karena sudah diizinkan boleh menginap dengan batasan 25 persen. Tapi kita pastikan kalau ke wisata masih belum karena belum buka,” ujarnya.