CIREBON – Sepeninggal Sultan Sepuh XV, PRA Arief Natadiningrat, perebutan tahta di Keraton Kasepuhan Cirebon bergejolak. Babad Peteng, atau sejarah gelap Cirebon pun dituntut untuk diluruskan.
Awalnya, polemik ini muncul ke permukaan saat R Rahardjo Djali melakukan penggembokan di dalam area Keraton Kasepuhan. Kemudian mumcul pihak lain seperti Santanan Kesultanan Cirebon dengan Pangeran Kuda Putih (PKP), hingga Family Kesultanan Cirebon.
Siapa saja yang kini terlibat dalam polemik takhta di Keraton Kasepuhan?
Sultan Aloeda II Rahardjo Jali
Rahardjo Djali telah resmi menjadi Sultan Sepuh Keraton Kasepuhan, dan menyandang gelar Sultan Aloeda II melalui prosesi Jumenengan yang dilaksanakan, Rabu (18/8).
Prosesi Jumenengan berlangsung di Umah Kulon, Lingkungan Keraton Kasepuhan.
Rahardjo Djali mengantongi keputusan Mahkamah Agung (MA) tahun 1964. Kemudian, berdasarkan tiga produk hukum yang sudah Inkrah mengesahkan kalau keluarga dari Rahardjo Djali adalah keturunan sah dari Sultan Sepuh XI (Sultan Jamaludin Aluda Tajul Arifin).
Produk hukum itu yakni putusan dari Pengadilan Negeri Cirebon pada tahun 1958, putusan dari Pengadilan Tinggi Jakarta tahun 1963, putusan dari Mahkamah Agung (MA) tahun 1964 serta putusan dari Pengadilan Agama Bogor pada tahun 2015.
Family Kesultanan Cirebon
Salah satunya digawangi Ratu Mawar dari Keraton Kanoman. Beberapa pihak termasuk sebagian dari Keluarga Mertasinga bergabung melakukan penolakan bahkan saat prosesi jumenengan PRA Luqman Zulkaedin.
Tidak hanya itu, Family Kesultanan Cirebon juga menolak jumenengan Rahardjo Djali sebagai Sultan Aloeda II. Mereka menginginkan kekusaan sultan dikembalikan kepada trah Sunan Gunung Jati (SGJ).
Keluarga Amir Sena
Keluarga Amir Sena sebelumnya mengajukan Pangeran Ilen Seminingrat yang merupakan jalur keturunan Sultan Sepuh IV yakni Amir Sena sebagai penerus takhta Keraton Kasepuhan. Tetapi, Pangeran Ilen Seminingrat wafat.
Keluarga kemudian mengajukan Raden Wisnu Laksmana Nugraha sebagai calon sultan. Yang merupakan adik dari Ratu Nunik K Anjarsari. Informasinya, Keluarga Amir Sena ini, juga menjadi bagian dari Family Kesultanan Cirebon.
Ratu Nunik dalam pernyataannya kepada wartawan, juga mempersilakan bila ada kandidat lain dari trah Sunan Gunung Jati, selama memiliki bukti dan secara garis keturunan lebih dekat serta bisa dipertanggung jawabkan.