PKK Kota Bandung Fokus Berantas Stunting

BANDUNG- Rangkaian acara Hari Jadi Kota Bandung (HKJB) ke 211 mulai digelar hari kemarin. Khusus hari ini, melalui Pokja Literasi, Pemerintah Kota Bandung mengadakan Webinar bertema Generasi Cerdas: Bandung Tangguh Bandung Tumbuh. Menghadirkan para narasumber kompeten, acara berlangsung meriah, dihadiri ratusan peserta.

Siti Muntamah (Umi), Ketua Penggerak PKK Kota Bandung menjadi narasumber dalam acara tersebut. Beliau mempresentasikan tentang kondisi anak dan balita di Kota Bandung yang masih rentan mengalami stunting.

“Stunting dipengaruhi oleh tiga faktor yakni pola makan, pola asuh dan sanitasi”ucap Siti Muntamah pada Selasa, (24/08).

Istri Wali Kota Bandung tersebut menjelaskan, pola makan yang dimaksud adalah pemenuhan gizi seimbang yang harus dibiasakan dan dijaga sejak dini. Selain itu, faktor lain yang juga penting demi tumbuh kembang anak adalah pemenuhan pola asuh (fisik dan rasio), asih (emosi) dan asah (stimulasi).

“Data menyebutkan di Kota Bandung kini ada 5.815 ibu hamil, 196.530 jumlah balita. 9.567 di antaranya alami stunting” paparnya.

Stunting merupakan sebuah kondisi seorang anak yang gagal tumbuh secara fisik maupun akal karena kurangnya asupan gizi. Berdasarkan data tersebut, penting dilakukan pencegahan stunting.

“Ada dua cara yang bisa dilakukan dalam mencegah dan memberantas stunting. Yakni dengan intervensi gizi sensitif dan intervensi gizi spesifik,’ urainya.

Dia menjelaskan, intervensi gizi spesifik dapat dilakukan dengan pemberian tablet penambah darah kepada para ibu hamil (minimal 90 tablet) selama masa kehamilan, pemberian makanan tambahan kepada ibu hamil, pemenuhan gizi, persalinan dengan dokter/tenaga ahli kesehatan, Inisiasi Menyusui Dini (IMD), memberi ASI eksklusif selama enam bulan, memberi makanan pendamping ASI, memberi imunisasi dasar Vitamin A, memantau pertumbuhan balita melalui Posyandu, serta melakukan perilaku hidup bersih dan sehat.

Sementara itu, cara intervensi gizi sensitif meliputi pemberian edukasi kesehatan seksual dan reproduksi serta gizi kepada para remaja, memberi pendidikan pengasuhan pada orangtua, menyediakan dan memastikan akses air bersih dan sanitasi, serta menyediakan akses ke layanan kesehatan dan Keluarga Berencana (KB).

Upaya ini dia laksanakan melalui program Bandung Tanginas (Bandung Tanggap Stunting dengan Pangan Aman dan Sehat) sebagai upaya untuk turunkan angka Stunting. Caranya, menyiapkan pangan aman dan sehat, dimulai dari halaman rumah sendiri (Buruan SAE). Program ini sudah ada sejak September 2020 lalu.

Tinggalkan Balasan