JAKARTA – Pemerhati Multimedia Telematika Public Health, Roy Suryo menonton salah satu scene sinetron Ikatan Cinta edisi Rabu (18/8/2021) yang menceritakan momentum Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan RI 17 Agustus 2021.
Roy Suryo mengatakan, tayangan tersebut memberikan contoh yang kurang baik.
“Maaf, saya tidak ikut-ikutan salah satu Menko yang sempat berkomentar tentang skenario hukum dalam Sinetron tersebut, namun ini lebih kepada contoh yang kurang baik yang bisa terjadi akibat tayangan sinetron ini,” ujar Roy Suryo lewat keterangan tertulisnya yang diterima FIN , Kamis ( 19/8/2021).
Dia mengatakan, tayangan itu memberikan contoh buruk, karena mereka menonton tanpa menjaga jarak dan bermasker. Padahal Indonesia saat ini masih dilanda pandemi.
“Dalam adegan tersebut semua pemain tidak ada yang prokes, tanpa jaga jarak dan masker samasekali. Tampak juga saling berpegangan, bahkan Cipika cipiki yang mana hal tersebut sangat tidak disarankan saat dalam suasana Pandemi seperti yang digambarkan dalam Sinetron,” kata Roy Suryo.
Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga ini mengatakan meskipun di awal selalu ditulis bahwa semua pemain dan kru sudah mengikuti swab atau tes antigen.
Namun karena Sinetron ini diputar di semua lapisan masyarakat dan jelas-jelas ada adegan ’76th RI’ yang artinya di tengah-tengah Pandemi, maka jadi kurang tepat khusus pada adegan tersebut (yang tidak “abadi” tersebut) dan bisa ditiru masyarakat” ungkap Roy Suryo.
“Memang beda kalau “timeless” seprti biasanya, tidak terkait waktu dan kondisi yang spesifik samasekali tidak masalah, karena saja bisa diartikan kisah-kisah tersebut terjadi bukan saat Pandemi COVID sedang melanda Indonesia,” tuturnya.
Terkait hal itu, Roy Suryo mengatakan telah berkomunikasi dengan komisi siaran Indonesia (KPI).
“Saya sudah berkomunikasi juga dengan KPI, InsyaaAllah ada tanggapan dari KPI terhadap Pelanggaran ProKes ini. Sekali lagi tolong diingat, ini saran dan kritik untuk memperbaiki demi kebaikan bersama & meningkatkan Sinetron “Ikatan Cinta” tersebut diterima masyarakat,” tukasnya.