JAKARTA – Jelang seleksi pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja atau PPPK 2021, guru-guru honorer tua makin takut.
Hal ini karena dari serangkaian pembelajaran mandiri sebagai persiapan tes PPPK 2021, hasilnya belum maksimal.
“Aduh, bagaimana ini. Ikut try out berkali-kali nilainya masih 60. Bagaimana bisa lulus ini,” keluh Ketua Solidaritas Nasional Wiyatabakti Indonesia (SNWI) Provinsi Sumatera Selatan Susi Maryani kepada JPNN.com, Rabu (18/8).
Ketakutan juga dirasakan Ketua Forum Honorer K2 Kabupaten Blitar Sri Hariyati.
Sri yang sudah pernah ikut seleksi PPPK 2019 ini makin terbebani karena tidak ingin gagal lagi.
Berbagai upaya sudah dilakukannya agar bisa lulus.
Tidak hanya pembelajaran PPPK, simulasi computer assisted test (CAT) Badan Kepegawaian Negara (BKN) untuk CPNS juga dipelajarinya.
“Semuanya saya coba. Saya pengin sekali lulus. Tahun 2019 saya enggak lulus PPPK karena gagal di tes sosiokultural. Tahun ini harus lulus,” ucapnya.
Kekhawatiran juga dirasakan Ketua DPD Forum Honorer Nonkategeri Dua Persatuan Guru Honorer Republik Indonesia (FHNK2 PGHRI) Jawa Timur Nurul Hamidah.
Nurul dan kawan-kawannya rajin mengikuti try out baik dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek), PGRI maupun lainnya. Namun hasilnya belum maksimal.
“Ini sudah belajar dan rajin latihan soal tetapi hasilnya enggak maksimal. Waswas juga takutnya saat seleksi hasilnya rendah juga,” keluhnya.
Agar guru honorer banyak yang lulus, baik Susi, Sri maupun Nurul memohon kepada pemerintah agar meninjau ulang afirmasi kompetensi teknis.
Ketiganya mengusulkan agar guru honorer dengan pengabdian di atas 10 tahun mendapatkan afirmasi lebih banyak.
“Jangan malah guru baru dan lulusan pendidikan profesi guru (PPG) yang belum memiliki pengalaman tetapi mengantongi sertifikat pendidik (serdik) mendapatkan afirnasi 100 persen,” tegas Susi.
Sedangkan Nurul memita agar Akta IV diberikan tambahan afirmasi kompetensi teknis setara Serdik. (Jpnn)