JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) disebut-sebut telah melanggar protokol kesehatan. Hal ini lantaran kedatangannya di kawasan Grogol menyebabkan kerumunan massa saat membagikan sembako ke masyarakat beberapa waktu lalu.
Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Irwan mengatakan, Presiden Jokowi seharusnya bisa menjadi teladan bagi masyarakat dengan tidak membuat kerumunan. Sebab saat ini pemerintah sedang melakukan Pemberlakuan Pembatasan Masyarakat (PPKM). Namun, yang terjadi malah sebaliknya.
“Pak Jokowi harusnya mengisi ruang PPKM yang kosong dengan semangat dan keteladanan. Jika semangat PPKM itu membatasi mobilitas masyarakat ya Pak Jokowi harus bisa mendukung hal itu terwujud,” ujar Irwan kepada wartawan, Jumat (13/8).
Menurut Anggota Komisi V DPR ini seharusnya Presiden Jokowi bisa menunda dulu pembagian sembako ke masyarakat secara seremonial. Karena bisa diwakilkan oleh stafnya.
Terlebih, saat ini sudah ada Kementerian Sosial (Kemensos) yang juga turun tangan memberikan bantun sosial (bansos) ke masyarakat akibat pandemi Covid-19.
“Saya kira cukup staf Pak Jokowi yang atur itu. Jangan malah Pak Jokowi terus-terusan membuat kerumunan di tengah PPKM,” katanya.
Irwan menuturkan, di samping masyarakat membutuhkan bantuan, pemerintah juga harus menunjukan keteladanan bagi rakyatnya.
“Saya pikir mereka juga butuh teladan. Semuanya itu langka saat ini ditengah pandemi yang belum jelas kapan bisa diatasi oleh pemerintah ini,” pungkasnya.
Sebelumnya, Presiden Jokowi menyambangi Terminal Grogol, Jakarta Barat pada Selasa (10/8). Kedatangan orang nomor satu di Indonesia ini, untuk membagikan sembako kepada warga. Namun karena tingginya antusias warga yang tidak sabaran mengantre hingga menyebabkan terjadinya kerumunan, bahkan terjadi dorong-dorongan.
Jokowi tiba sekitar pukul 16.12 WIB. Namun saat tiba, Jokowi tidak turun dari mobil yang ditumpanginya. Masyarakat pun hanya bisa melihat dari jauh sambil meneriaki memanggil-manggil namanya.
Saat Jokowi tiba, pembagian sembako sebenarnya berjalan kondusif. Mereka mengantre dengan menjaga jarak. Namun setelah mantan Gubernur DKI Jakarta itu meninggalkan lokasi, situasi tidak kondusif.
Terlihat mereka terlibat saling dorong, sampai ada beberapa warga yang terlihat terjepit di antara kerumunan massa. Alhasil protokol kesehatan jaga jarak pun terabaikan. (Jawapos)