Tak Terima Pengunjung, Jatos Hanya Berlakukan Take Away Makanan

SUMEDANG – Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level Empat kembali diperpanjang hingga 16 Agustus 2021 mendatang.

Terkait hal itu, mal di beberapa daerah sudah diperbolehkan beroperasi menerima pengunjung di masa perpanjangan PPKM Level Empat.

Melalui penelusuran Jabar Ekspres, salah satu mal di wilayah Kabupaten Sumedang yaitu Jatinangor Town Square (Jatos) yang berlokasi di Kecamatan Jatinangor belum membuka atau menerima pengunjung.

Saat dikonfirmasi kepada Humas Jatos, Dian Amalia mengatakan, untuk saat ini mal yang berdiri tegak di wilayah Jatinangor itu belum beroperasi.

“Sumedang belum bisa buka, baru mal di kota-kota yang lain yang sudah buka, jadi Jatos belum buka,” ucap Dian.

Melalui informasi yang dihimpun Jabar Ekspres, mal yang sudah dapat beroperasi di antaranya baru di Kota Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Semarang saat perpanjangan PPKM Level Empat periode 10 hingga 16 Agustus 2021.

Dian menyebut jumlah pedagang yang berada di Jatos ada sekitar 300 kios.

“Saat ini pelayanan tenan makanan di Jatos hanya memberlakukan take away atau layanan dimana pembeli membawa pulang pesanannya alias di bungkus,” kata Dian.

Proses untuk pemesanan makanan atau minuman, kata Dian, sebelumnya dapat dipesan melalui aplikasi.

“Setelah itu delivery order artinya pemesanan makanan bisa dilakukan melalui aplikasi grab food, kurir dari restoran maupun kopdar,” ujar Dian.

Dian berujar, saat ini Jatos hanya membuka tenan sekiranya 15 hingga 20 tempat makanan.

“Di masa pandemi ini untuk menjaga prokes ada jalur khusus masuk Jatos. Pintu yang dibuka masing-masing sesuai kebutuhan belanja pengunjung,” pungkas Dian.

Pintu masuk yang dibuka sebagai jalur untuk pengambilan makanan oleh para driver di Jatos terdapat dua lokasi yaitu di Jatos extesion dan Superindo.

“Pintu masuk Superindo yakni untuk pengunjung yang membeli makanan dan untuk tenan lainya memiliki pintu masih-masing,” imbuh Dian.

Dian menuturkan, untuk para staf Jatos yang bekerja ada pemberlakuan Work From Home (WFH) sebanyak 25 persen dari 50 orang staf yang ada.

“Yang masuk kerja ada sekitar 10 orang dan pekerja yang lainnya piket serta WFH,” tutup Dian. (mg5/ran)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan