SOREANG – Bupati Bandung Dadang Supriatna mengajak masyarakat untuk bercocok tanam di pekarangan rumah masing-masing. Sebagian masyarakat tentu berpikir, bahwa untuk bercocok tanam memerlukan lahan yang luas, padahal tidak semua warga memilikinya.
Namun saat ini, kata bupati, cukup banyak alternatif metode bercocok tanam yang bisa dilakukan. Termasuk bagi pehobi tanaman yang tidak memiliki halaman rumah yang luas.
“Salah satunya metode hidroponik. Ini salah satu inovasi dalam dunia bercocok tanam. Kelebihan metode ini adalah, tidak memerlukan lahan yang luas,” ucap Dadang di Rumah Jabatannya, Soreang, Kamis (29/7).
Hidroponik adalah salah satu metode dalam budidaya menanam, dengan memanfaatkan air tanpa menggunakan media tanah, yaitu dengan menekankan pada pemenuhan kebutuhan hara nutrisi bagi tanaman.
Kebutuhan air pada hidroponik, lebih sedikit dibandingkan budidaya menanam dengan media tanah. Hidroponik menggunakan air secara lebih efisien, membuatnya cocok diterapkan di daerah yang terbatas pasokan airnya.
“Saat ini, hidroponik sudah menjadi hal yang lumrah di kalangan masyarakat. Banyak yang memilih bercocok tanam dengan sistem hidroponik, karena dianggap lebih efektif dan efisien,” tutur Kang DS, sapaan akrab bupati.
Hidroponik berasal dari kata ‘hydro’ yang berarti air, dan ‘ponos yang berarti kerja. Jadi secara bebas, hidroponik berarti bercocok tanam tanpa tanah. Munculnya metode ini, diawali semakin tingginya perhatian manusia akan pentingnya kebutuhan pupuk bagi tanaman.
Dimana pun tumbuhnya, tanaman dapat tumbuh dengan baik apabila nutrisi atau unsur hara yang dibutuhkan selalu tercukupi. Fungsi tanah adalah untuk penyangga tanaman, sedangkan air merupakan pelarut nutrisi untuk diserap tanaman. Pola pikir tersebut, akhirnya melahirkan metode hidroponik.
Metode ini bisa diguanakan untuk mengatasi masalah kekurangan lahan, yang diharapkan menjadi manfaat untuk masa depan karena mampu dibudidayakan dalam kondisi lahan sempit.
“Untuk itu kepada seluruh masyarakat Kabupaten Bandung, mari mulai berkebun. Karena dengan menanam itu memiliki nilai ibadah, yaitu menyediakan oksigen bagi keberlangsungan hidup manusia,” pungkas Kang DS. (yul)