JAKARTA – Sejumlah obat-obatan untuk terapi pasien COVID-19 hilang di pasaran. Padahal obat-obatan tersebut sebagian besar produk BUMN Farmasi seperti Indofarma dan Kimia Farma.
Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad heran mengetahui obat terapi COVID-19 hilang di pasaran. Itu diketahui saat Presiden Joko Widodo (Jokowi) sidak ke salah satu apotek di Bogor, Jawa Barat.
Jokowi tak mendapatkan obat COVID-19 yang dicarinya, seperti Oseltamivir, Favipiravir, dan Azithromycin. Padahal Oseltamivir diproduksi BUMN farmasi Indofarma. Demikian juga dengan Favipiravir dan Azithromycin yang diproduksi Kimia Farma.
“Saya heran kenapa obat-obatan terapi COVID-19 itu saat ini seolah-olah hilang di pasaran. Padahal para direktur utama BUMN Farmasi dalam rapat bersama Komisi VI memastikan bahwa mereka telah memproduksi lebih dari jumlah kapasitas produksinya dalam memenuhi pasokan di pasaran selama pandemi ini,” katanya dalam keterangannya, Minggu (25/7).
Untuk itu, dia meminta Polri untuk menyelidiki hilangnya obat-obatan untuk terapi COVID-19 tersebut. Jangan sampai terjadi adanya penimbunan obat-obatan tersebut oleh sebagian pihak.
“Saya meminta pemerintah serta aparat kepolisian untuk menyelidiki hilangnya obat-obatan ini. Jangan sampai adanya dugaan penimbunan obat terapi COVID-19 karena kepanikan masyarakat terhadap pandemi saat ini,” tegasnya.
Diketahui pada Jumat (23/7), Presiden Jokowi mengecek langsung ketersediaan obat terapi COVID-19 di sebuah apotek di Bogor.
Namun, apoteker menjawab stok Oseltamivir kosong. Presiden menanyakan kembali di mana ia harus mencari obat tersebut.
Apoteker mengatakan bahwa pihaknya sudah lama tidak menerima pasokan Oseltamivir. Terakhir, stok Oseltamivir yang sempat tersisa adalah merek Fluvir.
“Tapi sekarang juga sudah kosong,” kata apoteker wanita tersebut.
Presiden kemudian menanyakan lagi ketersediaan obat jenis Favipiravir. Apoteker juga menjawab tidak punya stoknya, begitu juga dengan vitamin D3.
Apotek tersebut hanya memiliki vitamin D3 1000, sedangkan D3 5000 sudah habis. Kepada Jokowi, apoteker menyampaikan bahwa pihaknya sudah memesan lagi produk vitamin tersebut, namun tidak dapat.
Hingga akhirnya Presiden menelepon Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin untuk memberitahu bahwa obat-obatan yang ia cari untuk terapi COVID-19 kosong di pasaran. (gw/fin)