DEPOK – Rencana Wali Kota Depok ingin merilis lagu Islami “Oh Arafah” mendapat kritikan dari Ketua DPD Patai Solidaritas Indonesia Kota Depok Icuk Pramana Putra.
Menurutnya, Sikap Wakil Wali Kota Depok, Imam Budi Hartono atau akrab disapa IBH dinilai sangat tak pantas bahkan dinilai memalukan. Sebab, dalam kondisi penanganan Covid-19 yang terseok-seok seharusnya fokus pada penanganan Covid-19.
‘’Tenaga kesehatan (nakes) yang mulai kewalahan melayani lonjakan pasien Covid-19, kesulitan mencari oksigen, bukannya menjadi prioritas tapi justru fokus menggarap sesuatu yang tidak memiliki urgensi untuk saat ini,” kata Icuk kepada Jabar Ekspres, Minggu (18/7).
Icuk mengaku tidak habis pikir melihat tingkah politisi yang juga Ketua DPD Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kota Depok itu yang kini sedang membuat heboh lantaran ingin merilis lagu berjudul “Oh Arafah” dalam situasi masyarakat sedang kritis dan butuh perhatian serius pemerintah.
“Mendengar hal itu kami sangat kecewa dan tidak mengerti jalan pikiran Wakil Wali Kota,” cetus Icuk.
Padahal, menurut dia, saat ini kondisi layanan sosial dan kesehatan terbilang berantakan mulai dari ketersediaan ruang isolasi mandiri (isoman) di Wisma Makara Universitas Indonesia (UI) saat ini yang daftar tunggunya mencapai ratusan.
Belum lagi warga banyak yang kesulitan mendapatkan akses vaksin, ketidakmampuan mendapat penghidupan dari hari ke hari, yang mana seharusnya seluruh permasalahan krusial itu menjadi fokus dan prioritas kebijakan Pemerintah Daerah (Pemda), bukan malah membuat hal lain yang tidak penting.
Ia melanjutkan, ujian terberat saat ini selain efek pandemi juga terkait ketidakmampuan Pemda Depok memahami dan mengelola masalah.
“Beberapa kali PSI Depok bahkan melayangkan kritikan atas kebijakan dan gaya kepemimpinan Wali Kota dan Wakil Wali Kota, tapi nampaknya tidak ada perubahan sejauh ini,” bebernya.
Lanjutnya, sejak awal sudah meragukan komitmen dan keseriusan keduanya dalam membangun Depok menjadi lebih baik seperti janji yang mereka sebelumnya.
“Dengan melihat gaya kepemimpinan dan keputusan politik yang diambil, mempertegas matinya empati pemimpin Kota Depok. Kalau memang tidak bisa bekerja lebih baik diam,” tegas Icuk. (hrs)