Zonasi dan Ekonomi, Penyebab Tren Pendaftaran Sekolah Turun

CIMAHI – Pengamat Pendidikan Sekolah Tinggi Ilmu Pendidikan (STKIP) Pasundan, Khaerul Syobar menilai animo masyarakat untuk menyekolahkan anaknya cukup tinggi. Hanya saja ada yang terkendala zonasi dan ekonomi di tengah pandemi COVID-19.

Permasalahan itulah yang menurutnya menjadi salah satu penyebab anak yang mendaftar ke sekolah negeri pada Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun ini menurun dari tahun sebelumnya. Bahkan, ada sejumlah sekolah yang tak memenuhi target kelas.

“Kebanyakan orang tua berharap anaknya sekolah di negeri, tetapi ada aturan yang berlaku seperti zonasi, prestasi akademik, prestasi yang lain. Tetapi antusiasme orang tua masih sangat tinggi untuk menyekolahkan anaknya,” kata Khaerul saat dihubungi, Rabu (14/7).

Menurut Khaerul, permasalahan ketentuan zonasi masih menjadi pekerjaan rumah bagi Pemerintah Kota (Pemkot) Cimahi. Sebab, tidak semua daerah terdapat sekolah.

“Di sekolah yang ada, zonasi tidak serta merta memenuhi kuota zonasi di lingkungan yang ada.
Contohnya yang sekolah di perbatasan kota maka tetap harus ke kota asalnya meski jaraknya jauh. Jadi apakah jatahnya harus ditambah atau seperti apa, yang pasti ada kolaborasi antara pemerintah daerah,” ujarnya.

Dalam kondisi seperti ini, Khaerul menyarankan pemerintah juga lebih mempromosikan sekolah swasta yang memang tak dikekang zonasi. Selain itu, dirinya juga meminta masyarakat tak menomorduakan sekolah swasta.

Sebab menurutnya, sekolah swasta saat ini memiliki keunggulan dan tak kalah dengan sekolah negeri.

Di sekolah swasta, kata dia, sudah banyak guru di sekolah swasta yang juga merupakan PNS bahkan kepala sekolahnya juga PNS.

“Jadi harus ada sosialisasi kepada masyarakat bahwa sekolah dimanapun sama jangan menjadikan swasta kelas 2,” tukas Khaerul.

Sebelumnya, Kepala Dinas Pendidikan Kota Cimahi Harjono mengakui tren pendaftar siswa tahun ini cenderung menurun. Berdasarkan data Dinas Pendidikan Kota Cimahi, jumlah pendaftar untuk jenjang SD ada sekitar 5.800 orang. Sementara pendaftar tahun lalu mencapai sekitar 6.000 lebih, termasuk ke sekolah swasta.

“Kemudian kapasitas SD itu sebenarnya bisa menampung sampai 8.000 orang,” terangnya.

Kemudian untuk jenjang SMP ada sekitar 7.362 orang yang mendaftar, sekitar 1,5 persen di antaranya tidak memenuhi persyaratan. Artinya, kata Harjono, ada sekitar 7.100 orang yang memenuhi syarat dan melengkapi berkas.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan