“Jangan sampai berdiam diri seperti ini, ketika masyarakat mengalami kepanikan dan galau seperti ini, kita harus bagaimana,” ujarnya.
Selain itu, kata Agus, rekan-rekan yang sekarang menjadi relawan di desa Lengkong pun sekaligus merangkap sebagai puskesos dan perangkat desa, yang setiap harinya harus ketemu dengan pasien Covid-19 yang sedang melaksanakan Isolasi Mandiri, dengan memberikan oksigen, makanan, oximeter, menjadi sopir ambulans dan sekaligus pemusalaraan jenazah Covid-19.
“Sebagai garda Covid-19 yang paling bawah dan garda terdepan, maka masyarakat banyak yang mengeluhkan kepada kami. Sehingga, apabila ada yang meninggal, masyarakat tidak mau menyentuh, akhirnya mereka datang ke ke kami, akhirnya kami pun turun tangan,” terangnya.
Dia pun mengeluhkan Satgas Covid-19 di kecamatan, terkait koordinasinya seperti apa, jangan sampai hanya instruksi dan harus membuat spanduk, namun realitanya seperti apa.
Menurutnya, sekarang tidak harus membicarakan proses pencegahan, tetapi sekarang harusnya berbicara proses penanganan, karena pencegahan ini secara berita nasional pun sudah ada, dan masyarakat sudah sangat paham terkait konsep pencegahan tersebut.
“Tapi sekarang yang terjadi di masyarakat itu bukan hanya konsep pencegahan, tapi bagaimana cara penanganan, karena sudah merebak seperti ini dan rumah sakit sudah tidak mampu,” keluhnya.
Dia pun menceritakan, ada salah seorang warga desa Lengkong yang meninggal di rumah sakit, dari mulai dibawa menggunakan brangkar sampai perawatannya selama tiga hari, kemudian meninggal dunia di rumah sakit pun masih menggunakan brangkar milik desa.
“Kami menunggu sejak pukul 13.00 Wib, hingga dua jam kemudian, jenazah tersebut baru dimandikan dan di pemusalaraan, karena saking banyaknya, kasian juga pihak rumah sakit sudah betul-betul kewalahan,” ucapnya.
Sehingga, lanjut dia, bagaimana konsep penanganan di tingkat desa itu harus disupport oleh pemerintah kabupaten Bandung, jadi jangan hanya instruksi dan pengontrolan saja, namun tanyakan ada berapa tabung oksigen yang dimiliki oleh pihak desa, dan itu harus diperjelas.
Oleh karena itu, dirinya berharap, apabila ada yang meninggal dunia saat Isoman, maka pihak pemerintah kabupaten harus menyikapi langsung.