Terungkap, Minum Kopi Dapat Turunkan Risiko Penyakit Hati

Menurut Dr. Albert Do, ahli hepatologi Yale Medicine, direktur klinis program penyakit hati berlemak, dan profesor di Universitas Yale, studi ini menambah bukti yang berkembang bahwa kopi bermanfaat bagi hati.

“Ada penelitian sebelumnya yang menunjukkan risiko sirosis yang lebih rendah (jaringan parut hati yang parah), perbaikan penyakit hati berlemak, tingkat rawat inap yang lebih rendah dan kematian pada sirosis, terkait dengan penggunaan kopi,” kata Do.

Banyak penelitian telah menunjukkan bahwa konsumsi kopi berkaitan dengan tingkat enzim hati yang lebih rendah. Seringkali, kadar enzim hati yang tinggi bisa menjadi tanda peradangan atau kerusakan pada hati.

Tinjauan lainnya pada 2016 juga menemukan bahwa minum kopi dapat membantu mengimbangi kerusakan hati yang akibat konsumsi berlebih makanan dan alkohol tertentu. Menurut Dr. Tamar Taddei, ahli hepatologi Yale Medicine dan profesor di Yale School of Medicine, sulit untuk menentukan bagaimana dan mengapa kopi dapat memerangi penyakit hati.

“Ini mungkin memiliki sifat anti-inflamasi atau anti-fibrotik, dua jalur utama dan saling terkait untuk penyakit hati dan kanker hati,” kata Taddei.

Penelitian Lebih Lanjut

Mungkin juga ada faktor lain yang berkontribusi yang belum diidentifikasi. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengeksplorasi bagaimana kopi dan cara pembuatannya dapat meningkatkan hasil kesehatan pada orang dengan masalah hati.

“Kita perlu belajar lebih banyak tentang komponen kopi apa dan bagian mana dari proses pembuatan kopi, dari biji hingga cangkir, yang bermanfaat,” kata Taddei.

Do, yang merawat pasien dengan penyakit hati berlemak non alkohol, merekomendasikan satu hingga dua cangkir kopi hitam berkafein per hari. Orang yang mengalami masalah mulas atau gastrointestinal harus menyesuaikan asupan kopi mereka tergantung pada apa yang dapat mereka toleransi.

Selain itu, orang dengan penyakit jantung parah atau tekanan darah tinggi yang parah juga harus menghindari kopi berlebih jika memperburuk kondisi mereka.

“Meskipun individu harus terus merasa diyakinkan bahwa mereka dapat terus minum kopi pada tingkat saat ini, saya tidak akan menyarankan peningkatan tingkat konsumsi dengan maksud meningkatkan hasil hati,” tutup Lim. (bbs/tur)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan