JAKARTA – Perdebatan mana yang lebih penting antara alquran dan negara atau Alquran dan Pancasila masih sering muncul di kalangan sekelompok masyarakat. Padahal, Alquran dan agama adalah dua hal yang tidak boleh dipertentangkan.
Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid mengatakan, terkadang oleh sebagian kelompok masyarakat bahkan oleh beberapa negara dua hal ini masih dipertentangkan.
”Alhamdulillah di Indonesia ini menjadi rujukan dunia bahwa problem agama atau Alquran dengan negara sudah tuntas. Jadi menjadi warga negara Indonesia itu sekaligus warga negara yang beragama. Jadi tidak boleh orang yang tidak berketuhanan di Indonesia,” ujar Jazilul dikutip, Senin (28/6).
“Makanya kalau sering dipertanyakan pilih mana Alquran atau Pancasila, itu sesungguhnya pertanyaan yang menjebak dan tidak logis karena antara Alquran dan Pancasila bukan masing-masing, tapi mereka menjadi satu kesatuan,” tambahnya.
Pemahaman tersebut menjadi sangat penting karena satu kesatuan ini merupakan wujud pengharagaan keberagaman yang ada di Indonesia. Baik keberagaman suku bangsa, adat istiadat, agama, dan budaya yang diikat dalam semboyan nasional Bhineka Tunggal Ika, berbeda-beda, beragam tetapi tetap satu.
Ia melanjutkan, soal problem laki-laki dan perempuan, di Indonesia sudah mendapatkan posisi yang sama dan seimbang. Termasuk turunnya agama Islam adalah memberikan kemuliaan terhadap derajat perempuan.
”Kita bisa melihat dari sejarah sebelum lahirnya Islam, perempuan mendapatkan diskriminasi dan Islam mengangkat harkat dan martabat perempuan. Padahal perempuan adalah tiang negara. Kalau perempuan rusak maka negaranya rusak,” terangnya. (Fin.co.id)