“Harapan kami, target terpenuhinya gender atau keterwakilan perempuan di eksekutif maupun legislatif sebagai pengambil keputusan secara politik untuk kepentingan rakyat. Khususnya kepentingan perempuan dapat segera terwujud dalam beberapa waktu ke depan,” tuturnya.
Ia mengakui bahwa dorongan keterwakilan perempuan baik dalam keanggotaan partai politik maupun di parlemen sejauh ini memang masih didominasi tuntutan kuantitatif ketimbang kualitatif.
Hal itu sangat wajar. Menimbang animo perempuan untuk ikut dalam gelanggang politik yang masih rendah, kalau bukan dibilang antipati terhadap politik.
Belum lagi, fakta di lapangan di mana ruang kesetaraan bagi kaum perempuan dalam kompetisi internal partai yang masih belum terbuka lebar. Karena ego kaum laki-laki yang masih cenderung dominan.
“Harus kita akui bahwa laki-laki tidak pernah mau kalah dengan peran publik perempuan. Sehingga dalam internal partai pun perempuan banyak yang disikut oleh laki-laki. Belum lagi, ditambah minimnya aturan yang menjamin hak keterwakilan perempuan benar-benar teraktualisasi dengan baik,” terangnya.
Walau begitu, pihaknya tetap optimis bahwa ke depan upaya mewujudkan keterwakilan kualitatif kaum perempuan dalam kancah politik. Baik di parlemen maupun di partai politik, bisa direalisasikan selama masih ada niat dan upaya sungguh-sungguh. (hrs)