Pemkab Bandung Respon Cepat Banjir Desa Alam Endah Rancabali

SOREANG – Curah hujan dengan intensitas tinggi menyebabkan tanggul di Sungai Cibiru Hawu Pasir Luhur jebol karena tidak mampu menahan debit air. Luapan air disertai material batu dan lumpur pun  banjir di pemukiman warga di kawasan Kampung Legok Kondang, Desa Alam Endah Kecamatan Rancabali tersebut.

Usai kejadian, warga setempat langsung bergotong royong membersihkan sisa-sisa batu dan lumpur yang mengotori jalan dan rumah warga. Sedangkan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), juga segera berkoordinasi dengan aparat kewilayahan setempat dan mendistribusikan bantuan kedaruratan. Antara lain berupa 200 lembar karung, 5 buah cangkul, 5 buah sekop dan 6 paket alat kebersihan.

“BPBD langsung merespon kejadian ini, berkoordinasi dengan Pak Camat, Polsek Ciwidey, perangkat desa, serta RT dan RW setempat. Saya pagi ini juga langsung meninjau ke lapangan,” kata Bupati Bandung Dadang Supriatna di lokasi kejadian, Jumat (18/6).

Kejadian banjir setinggi 70 hingga 80 cm pada siang hari, Kamis (17/6/2021) itu, merendam 22 unit rumah dan 8 unit di antaranya rusak. Pria yang akrab disapa Kang DS itu, memandang perlu dilakukan langkah-langkah penanganan. Antara lain pelurusan sungai dan perbaikan rumah yang rusak akibat banjir di Desa Alam Endah Rancabali.

“Kalau sungai yang lama ini tidak akan kuat menampung bebannya, memerlukan waktu yang lama sekitar 2 minggu. Untuk penanganannya, sungai harus segera diluruskan. Saya sudah minta Pak Kades, Pak RW, Pak Camat, Pak Kalak (Kepala Pelaksana) BPBD dan DPUTR (Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang) untuk bisa mempersiapkan anggarannya, sehingga bisa terealisasi secepatnya. Selain itu, ada 8 rumah yang rusak parah ini, mudah-mudahan bisa segera diperbaiki,” kata Kang DS.

Waspada Banjir di Desa Alam Endah Rancabali

Atas peristiwa tersebut, orang nomor satu di Kabupaten Bandung itu mengimbau kepada masyarakat setempat, untuk mewaspadai daerah sepanjang tepi sungai.

“Saya mengimbau kepada para petani, untuk memperhatikan daerah pinggiran sepanjang sungai. Itu harus ditanami tanaman keras, karena kalau ada tanaman keras tentu bisa menahan terjadinya longsor atau tanggul jebol. Ini mohon juga ada pengawasan dari aparat kewilayahan. Kalau ada kekurangan bibit pohon, nanti bisa koordinasi dengan Dinas Pertanian,” imbuh Kang DS.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan