CIMAHI – Di tengah tekanan ekonomi akibat pandemi Covid-19, sebanyak 22 warga Kota Cimahi memilih mencari peruntungan di negeri orang.
Yakni dengan menjadi Pekerja Migrasi Indonesia (PMI) atau dulunya disebut Tenaga Kerja Indonesia (TKI).
Puluhan tenaga kerja lokal tersebut bekerja di berbagai negara. Seperti Malaysia ada 6 orang, Jepang ada 5 orang, di Saudi Arabia ada 3 orang, Singapura ada 2 orang, Hongkong 1 orang, Libya 1 orang, Oman 1 orang, Qatar 1 orang, Vietnam 1 orang dan Taiwan 1 orang.
“Jadi totalnya ada 22 orang. Tahun 2020 ada 17 orang, dan tahun 2021 ada 5 orang yang berangkat,” terang Kepala Seksi Penempatan Tenaga Kerja dan Transmigrasi pada Dinas Tenaga Kerja. Kota Cimahi, Jamilah, Rabu (10/6).
Ia mengatakan, ada berbagai pekerjaan yang ditekuni belasan PMI asal Kota Cimahi tersebut.
Di antaranya di bidang industri, asisten rumah tangga, koko, fotografer hingga pemagangan di tengah menimba ilmu.
“Yang house maind (asisten rumah tangga) ada 6 orang. Mereka kontrak semua,” ucap Jamilah.
Selain keberangkatan, terang Jamilah, tahun ini ada 3 orang PMI yang pulang dari masa perantauannya.
Mereka kembali ke Indonesia lantaran sudah habis masa kontrak kerjanya.
“Biasanya kontraknya itu 3 tahun. Yang pulang dari 2 Arab Saudi dan 1 Singapura. Pulangnya ada yang Januari, Februari sama April,” terangnya.
Dirinya menegaskan, semua PMI asal Cimahi yang bekerja di luar negeri berangkat sesuai prosedur.
Artinya, kata Jamilah, tidak ada yang berangkat secara ilegal. “Kalau di Cimahi gak ada yang ilegal, tertib di Cimahi,” tegasnya.
Saat awal-awal pandemi Covid-19, terang Jamilah, memang ada larangan untuk keberangkatan tenaga kerja lokal ke luar negeri. Namun kini aturan tersebut sudah dibuka kembali.
Saat ini, lanjut Jamilah, pihaknya tengah memberikan pelatihan Bahasa Jepang terhadap 100 orang warga Kota Cimahi yang merupakan hasil seleksi sebelumnya.
Pelatihan rencananya akan berlangsung hingga Juli mendatang. Nantinya, 100 orang tersebut akan mengikuti tes akhir berupa uji kompetensi.
“Kalau yang lulus sertifikasi bisa diikusertakan nanti bekerja di Jepang,” ujarnya.
Menurut Jamilah, membuka peluang bagi warga Kota Cimahi untuk menjadi PMI menjadi salah satu solusi pengentasan pengangguran di Kota Cimahi, yang meningkat berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik Jawa Barat.