CIMAHI – Rencana Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di Kota Cimahi terganggu dengan munculnya kasus baru Covid-19 di kalangan siswa dan guru. Ada 14 orang yang terkonfirmasi positif Covid-19 di tengah persiapan PTM.
Di antaranya 9 siswa SD dan SMP serta 5 guru SMP. Ada 4 siswa di antaranya yang diketahui terkonfirmasi usai pelaksanaan simulasi PTM gelombang pertama pada 24-31 Mei lalu.
“Tapi berdasarkan hasil tracing, tertularnya itu bukan dari kegiatan simulasi PTM di sekolah. Tapi dari keluarga. Jadi semua kasusnya memang dari kluster keluarga,” ungkap Kepala Dinas Pendidikan Kota Cimahi, Harjono saat ditemui, Senin (7/6/2021).
Artinya, kata dia, simulasi PTM gelombang pertama berjalan lancar. Khususnya penerapan protokol kesehatan Covid-19. “Kalau penerapan protokol kesehatan, semuanya sudah berjalan lancar,” ujarnya.
Meski begitu, kata Harjono, keputusan final pelaksanaan PTM Juli mendatang akan melihat perkembangan kasus Covid-19 selama dua bulan ke depan. Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi memang mengarahkan agar sekolah tatap muka digelar bulan depan, akan tetapi pelaksanaannya nanti berdasarkan situasi di lapangan.
Kasus Covid-19 di Kota Cimahi terkini belum menunjukan tanda-tanda melandai. Bahkan sebaliknya. Jumlahnya terpantau melejit tajam berdasarkan Dinas Kesehatan Kota Cimahi.
Total warga Kota Cimahi yang sudah terpapar Covid-19 mencapai 6.086 orang. Jumlah warga yang masih terkonfirmasi positif mencapai 406 orang. Jumlah itu naik drastis dibandingkan hari sebelumnya.
Sementara jumlah warga yang dinyatakan meninggal akibat Covid-19 ada 140 orang, dan tingkat kesembuhan mencapai 5.540 orang.
“Jadi acuannya perkembangan kasus Juni-Juli. Kalau naik terus, apalagi sampai masuk zona merah, maka PTM ditunda sampai Agustus,” ujar Harjono.
Sebelumnya, Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Cimahi Ngatiyana mengatakan, melihat perkembangan terkini, pihaknya belum bisa memberikan keputusan mengenai pelaksanaan PTM yang rencananya digelar Juli nanti.
“PTM yang rencana bulan Juli. Tetapi ini kita pertimbangkan juga. Itu tergantung situasi dan kondisi kasus Covid di lapangan. Kalau kita merasa khawatir, tidak perlu dilakukan dulu,” kata Ngatiyana.
Untuk itu, pihaknya menekankan pentingnya persiapan dengan lebih matang. Sarana dan prasarana seperti tempat isolasi, penyediaan alat cuci tangan dan sebagainya harus disiapkan dengan baik.