BANDUNG – Sabtu Kelabu menjadi salah satu peristiwa kelam bagi salah satu band beraliran metal asal Ujung Berung, BESIDE, serta bagi para penikmat musik underground di Kota Bandung
Di mana, peristiwa kelam tersebut merenggut 11 orang yang dinyatakan meninggal dunia di Gedung Asia Africa Cultural Center (AACC), Jalan Braga, Kota Bandung pada 9 Februari 2008.
Peristiwa kelam itu terjadi di tengah-tengah gelaran konser peluncuran album perdaa milik BESIDE yang berjudul Against Ourselves.
Soal masa lalu yang menimpa BESIDE, salah satu dari personil band, Achmad Rustandi atau biasa akrab dipanggil Bebi Aria selaku Drummer, menceritakan bahwa kejadian itu bisa terjadi akibat kelebihan kapasitas penonton yang berbanding lurus dengan kapasitas ruangan yang sudah terlampau penuh.
“Jadi pada saat itu, peristiwa AACC, ruang (gedung, red) yang tidak bisa menampung. Karena sudah tidak tertampung, isinya sangat penuh, akhirnya terjadilah peristiwa Sabtu Kelabu 9 Februari 2008 itu,” ungkap Bebi kepada wartawan pada Minggu (30/5) tadi.
“Jadi sebenarnya pergerakan musik ini sudah bergerak dari tahun 1990-an, nah meledak-meledaknya pada saat acara AACC tersebut,” sambungnya.
Bebi menjelaskan, pada saat kejadian itu dirinya sempat merasa was-was dikarenakan membludaknya para penonton yang hadir.
“Saya udah mulai was-was saya enggak mau ada terjadi sesuatu, setelah beres kita membantu penonton yang ingin keluar gedung. Sebagian udah keluar tapi ternyata masih banyak penonton yang masuk,” ujarnya.
Setelah itu, lanjut Bebi, banyak penonton yang memaksa masuk ke gedung AACC tersebut, dirinya pun sempat mendengar sempat ada yang pingsan.
“Sampai akhirnya ada kabar lagi, ada yang meninggal. Kita langsung mulai bubar (berhenti memainkan musik, red) untuk membantu apa yang terjadi di bawah.
“(Sewaktu) melihat ke dalam, banyak yang pingsan. Nah, itu kejadian meninggal pun makin banyak, yang meninggal di tempat 10 orang satu lagi meninggal di rumah sakit,” sambungnya.
Bebi sempat menyayangkan dan kecewa dikarenakan banyaknya media-media yang memberitakan peristiwa itu dengan fakta yang berbeda.
“Jadi. setelah tragedi itu, kita teman-teman dari komunitas musik extreme, teman-teman BESIDE juga, waktu itu mengundang wartawan untuk memberikan press conference bahwa ceritanya seperti ini,” ucapnya.