BANDUNG – Harga kacang kedelai di Kota Bandung yang melejit saat ini, membuat para perajin tahu dan tempe bakal melakukan mogok massal pada tanggal 28-31 Mei nanti.
Aksi mogok tersebut tentunya ditenggarai akan berdampak langsung terhadap para penjual tahu di beberapa pasar Kota Bandung karena berkemungkinan tak akan menerima pasokan tahu untuk dijual.
Tanggapi hal demikian, Ketua Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Kopti) Kota Bandung, Asep Nurdin mengatakan, jika perajin tahu dan tempe berhenti untuk melakukan produksi, maka yang akan mengalami kerugian adalah pedagang tahu dan tempe.
“Kalau mogok yang rugi bagi perajin kecil sementara produsen besar tidak masalah. Perajin kecil akan kehilangan penghasilan,” katanya saat dihubungi, Kamis (27/05/2021)
Menurutnya, daripada mogok produksi sebaiknya para perajin tahu dan tempe melakukan antisipasi dengan cara menaikkan harga atau mengurangi ukuran tahu dan tempe yang akan didistribusikan.
“Dengan kondisi ini kita tidak bisa apa-apa. Menurut kami solusinya dengan menaikan harga atau memperkecil ukuran tahu dan tempe,” katanya
Pihak Kopti pun tidak menyarankan kepada para perajin tahu dan tempe untuk menghentikan atau melakukan mogok produksi.
Hal tersebut dikarenakan kenaikan harga kacang kedelai ini bersifat global tidak hanya terjadi di Indonesia tetapi juga di sejumlah negara.
Misalnya, kenaikan harga ini juga ada sangkut pautnya dengan yang terjadi di Amerika. Menurutnya, jika pasar kacang kedelai sedang turun, Indonesia pun bakal mengalami penurunan.
Di sisi lain, Kepala Dinas Perdagangan dan Industri (Disperindag) Kota Bandung, Elly Wasliah mengungkapkan, kenaikan harga kacang kedelai ini dikarenakan kacang kedelai yang diimpor dari Amerika Serikat saat ini belum memasuki masa panen.
“Harga kacang kedelai naik itu karena dari Amerika-nya belum panen kemudian sudah ada permintaan dari Cina yaitu 7,5 ton kacang kedelai pada bulan April kemarin,” ucapnya.
“Ini merupakan salah satu yang menyebabkan kurangnya pasokan ke negara-negara lainnya dan menjadikan harga kedelai ke negara kita menjadi mahal,” sambungnya.
Adapun saat ini Kopti sedang mengupayakan dengan pemerintah agar kacang kedelai dijadikan barang komoditas yang strategis.