Pembelajaran Tatap Muka di Bandung Direncanakan Juli, Taruna Bakti Lengkapi Persyaratan

BANDUNG – Sebanyak 1552 Pendidik dan Tenaga Kependidikan di Kecamatan Bandung Wetan telah menerima vaksin dosis kedua. Angka tersebut setara dengan 95 persen dari jumlah pendidik dan tenaga kependidikan yang ada di kecamatan itu.

Dengan capaian tersebut, rencana pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di Bandung bulan Juli nanti kemungkinan besar dapat terealisasi.

Menyikapi hal tersebut, Ketua Umum Yayasan Taruna Bakti, Ibramsyah Amir memastikan pihaknya siap menyelenggarakan PTM apabila pemerintah telah memberikan lampu hijau.

Meskipun begitu, dirinya tetap melihat terlebih dahulu jawaban dari jejak pendapat para orang tua murid terkait realisasi PTM tersebut.

“Secara penyelenggaraan pendidikan, kami sudah siap. Tetapi balik lagi kepada orang tua. Jadi sekolah sudah siap, pemerintah mendukung, kalau tidak ada izin dari orang tua, itu juga tidak akan terlaksana,” ujarnya melalui sambungan telepon, Jumat(21/5).

Ibramsyah pun mengaku sudah menyebarkan angket sesuai edaran dari Disdik ke beberapa unit sekolah di bawah Yayasan Taruna Bakti. Yakni mulai dari PAUD, TK, SD, SMP, SMA serta Akademi Sekretaris.

Taruna Bakti Siapkan Sarana Penunjang PTM

Saat ini, Taruna Bakti tengah berbenah guna memantapkan sarana penunjang PTM. Pembenahan tersebut meliputi sisi teknis seperti kondisi ruangan agar bisa menampung murid yang ada di online dan offline dengan kapasitas 50 persen.

“Secara infrastruktur Taruna Bakti selalu berusaha memenuhi semua persyaratan yang menjadi syarat utama PTM. Jadi kami bisa melengkapi semua sarana pembelajaran mulai dari protokol kesehatan, kemudian fasilitas dalam kelas,” ungkapnya.

Bahkan, pihaknya sudah melakukan simulasi dengan mengikuti Standar Operasional Prosedur (SOP) yang ditetapkan pemerintah.

“Kami sudah lakukan simulasi untuk PTM. Jadi kami melakukan gladi resik minggu lalu dan ini akan dilanjutkan dengan gladi resik lainnya sampai persiapan dirasa sangat matang,” lanjutnya.

Supaya pembelajaran tetap berlangsung, pihaknya juga memfasilitasi para siswa lewat metode hybrid learning. Program pendidikan formal ini memungkinkan siswa belajar melalui konten dan petunjuk yang disampaikan secara daring dengan kendali mandiri.

“Jadi kuncinya adalah kolaborasi antara stakeholder baik orang tua kemudian penyelenggara pendidikan dan pemerintah, tapi kalau ditanya ketika PTM ini nanti diperbolehkan, ya kami bisa jalan dengan persetujuan orang tua,” ujarnya. (mg1)

Tinggalkan Balasan