KOMENTAR bintang “Wonder Woman” Gal Gadot terkait kejadian di Palestina menuai reaksi dari penggemar.
Gadot lahir di Israel dan pernah menjalani wajib militer selama dua tahun sebagai tentara di Pasukan Pertahanan Israel.
Pada Rabu (12/5) waktu setempat, Gadot merilis sebuah pernyataan yang diunggah melalui laman Twitter dan Instagram tentang ketegangan antara Israel dan Palestina.
“Hati saya hancur. Negara saya sedang berperang. Saya mengkhawatirkan keluarga saya, teman-teman saya. Saya khawatir untuk orang-orang saya. Ini lingkaran setan yang sudah berlangsung terlalu lama,” kata Gadot dikutip ANTARA, Kamis (13/5).
“Israel berhak hidup sebagai bangsa yang bebas dan aman. Tetangga kita berhak mendapatkan hal yang sama. Saya berdoa untuk para korban dan keluarga mereka, saya berdoa agar permusuhan yang tak terbayangkan ini berakhir, saya berdoa bagi para pemimpin kita untuk menemukan solusi agar kita bisa hidup berdampingan dengan damai. Saya berdoa untuk hari-hari yang lebih baik,” lanjutnya.
Pernyataan Gadot segera menjadi topik perdebatan hangat di Twitter, di mana orang-orang menyebut Gadot lebih memilih menggunakan kata “tetangga” alih-alih menyebut Palestina dengan nama serta dukungannya terhadap Israel selama serangan kekerasan di negara itu terhadap Palestina.
Beberapa pengguna Twitter mulai mengkritik perannya sebagai Wonder Woman.
Sejarah Gadot dengan Pasukan Pertahanan Israel telah menimbulkan kontroversi di masa lalu, mengingat status Hollywood-nya yang masuk dalam kategori A atau aktris papan atas sebagai pemimpin waralaba “Wonder Woman” milik Warner Bros dan DC Comics serta sebagai salah satu anggota pahlawan di “Justice League”.
Pada 2017, Kementerian Ekonomi Lebanon melarang rilis “Wonder Woman” atas keterlibatan Gadot dan perang negara dengan Israel.
Adapun perwakilan Gadot dan Warner Bros. Belum memberikan komentar terkait masalah ini. (antara)