BANDUNG – Pandemi Covid-19 mengakibatkan jumlah pendonor darah di Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Bandung menurun dan menyebabkan stok darah kosong. Hal tersebut dibenarkan oleh Kepala UTD (Unit Transfusi Darah) PMI Kota Bandung, Uke Muktimanah.
“Kita tidak ada stok, yang penting kita bisa memenuhi kebutuhan (yang membutuhkan donor darah). Jangan katakan tidak ada darah, tapi darah selalu ada. Kita upayakan dari yang donor, tapi kalo dikatakan stok, stok itu buat kita menargetkan disimpan, disimpan itu tidak ada karena kebutuhan sehari kan bisa 500 labu. Kita sekarang ini hanya bisa memenuhi sampai 300-350 labu,” ujar Uke Muktimanah di PMI Kota Bandung, Jl. Aceh No. 79, Jumat (16/4).
Selain itu, Uke mengatakan pada bulan Ramadhan selalu terjadi penurunan jumlah pendonor. Sebelum Ramadhan, biasanya PMI bisa menyimpan stok sampai 5 ribu labu untuk 10 hari.
“Memang permintaan juga mulai menurun dari rumah sakit karena pandemi ini, tapi intinya darah akan selalu penuhi. Rata-rata permintaan harian darah kalau biasanya sampai 500 (labu). Nah, kalau sekarang 300-400 (labu), jadi masih bisa kita penuhi karena (kinerja PMI) 24 jam,” katanya.
Uke berharap dengan diresmikannya Musala Al-Waali di PMI Kota Bandung dapat meningkatkan jumlah pendonor darah yang datang.
“Mudah-mudahan dengan adanya fasilitas Musala ini, lebih representatif dan akan banyak yang datang ke PMI untuk donor darah,” tuturnya.
Sementara itu, Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Bandung, Ade Kosyanto mengimbau kepada masyarakat yang membutuhkan darah agar langsung datang ke PMI supaya lebih jelas prosedurnya.
“Mereka yang membutuhkan darah itu diharapkan datang ke PMI bawa surat pengantar dari rumah sakit, nanti PMI akan beri petunjuk dan apa langkah-langkah yang akan dilakukan. Jangan perlu darah mintanya di medsos. Nanti saya khawatir ada orang-orang yang macam-macam, dia datang terus ujung-ujungnya duit (red, uang),” pungkasnya. (MG8/wan)