JAKARTA – Turut peduli terhadap gempa di Kabupaten Malang, Jawa Timur. Pemerintah memberikan santuan total Rp120 juta bagi korban jiwa akibat gempa magnitudo 6,1 di Kabupaten Malang, Jawa Timur. Santuan diberikan kepada ahli waris dari delapan korban meninggal dunia. Menteri Sosial Tri Rismaharini mengatakan telah menyalurkan santunan kematian untuk delapan orang korban meninggal.
“Sudah diserahkan. Jadi korban meninggal lima orang di Kabupaten Lumajang dan tiga orang di sini (Kabupaten Malang),” ujarnya dalam keterangannya, Senin (12/4).
Untuk nilai santunan korban meninggal sebesar Rp15 juta per jiwa. Sehingga untuk delapan jiwa total nilai santunan Rp120 juta. Kemudian, Kemensos juga sudah menyalurkan bantuan logistik untuk kedua daerah.
Selain itu, bantuan logistik tanggap darurat bencana gempa di Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang telah diserahkan berupa velbet, matras lembar , tenda payung, tenda serbaguna keluarga merah, tenda gulung merah, dan kasur merah senilai Rp343.511.510.
Sementara bantuan logistik tanggap darurat bencana gempa di Kabupaten Malang berupa matras lembar, kids ware, food ware, makanan siap saji, makanan anak, selimut merah, kasur merah dengan nilai Rp105.074.490.
Bantuan ini belum terhitung dari bantuan sebanyak tiga truk yang sudah lebih dulu dikirimkan. Kepada seluruh pihak terkait, Mensos Risma mendorong agar bantuan tersebut dipastikan terdistribusi dengan baik kepada masyarakat terdampak bencana.
“Mudah-mudahan bantuan ini meringankan sebagian beban bapak ibu sekalian. Saya atas nama pemerintah mengucapkan duka mendalam. Semoga bapak ibu bisa bersabar, dan cobaan ini segera berakhir dan kita bisa beraktivitas seperti sediakala,” kata Risma.
Kemensos juga memberikan perlindungan sosial dan layanan kepada kelompok renta, seperti saat menemui ibu hamil di Lumajang yang akan melahirkan. Dia menginstruksikan agar segera mendapatkan penanganan.
Risma juga berkoordinasi agar para lansia mendapatkan lokasi pengungsian sementara yang lebih aman. Sementara untuk posko pengungsi, Risma menyatakan saat ini ada sebanyak 13 lokasi. Selain itu, sebanyak 428 rumah rencananya direlokasi ke daerah aman, karena kondisi rumahnya mengkhawatirkan, berada di daerah dengan kemiringan tajam. (fin)