JAKARTA – Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Nahdiana mengatakan tantangan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas tidak mudah karena guru harus memberikan pendidikan secara tatap muka dan juga daring. Guru harus mempersiapkan mental dan niat yang kuat untuk membuat materi ajar yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Dia menjelaskan kompetensi guru dan kepala sekolah memegang peranan penting dalam PTM terbatas. Mulai dari buka sekolah hingga tutup sekolah atau secara tidak langsung harus mempersiapkan guru untuk pembelajaran ajaran campuran.
“PTM yang kita uji coba saat ini di 85 sekolah ini tidak seperti normal, tetapi lebih mempersiapkan pembelajaran campuran. Ada pembelajaran daring dan juga luring. Ini tantangan yang tidak mudah,” ujar Nahdiana dalam peluncuran Gerakan Guru Cerdas yang dipantau di Jakarta, Kamis.
Nahdiana mengapresiasi Gerakan Guru Cerdas yang merupakan gerakan untuk meningkatkan kompetensi guru dalam menguasai pembelajaran campuran. Melalui gerakan tersebut diharapkan terjadi transformasi kemampuan guru.
Para guru, kata dia, disiapkan untuk menghasilkan beraneka ragam portofolio siswa, dan pada akhir kegiatan akan mendapatkan sertifikat pelatihan selama 96 jam pertemuan dari Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta.
Seorang penggagas Gerakan Guru Cerdas, Indra Charismiadji, mengatakan sangat berbahaya jika penyelenggaraan pembelajaran tatap muka secara terbatas di bulan Juli hanya berdasarkan pada vaksinasi pendidik.
“Kita semua wajib optimis bahwa vaksin akan bekerja dengan baik, tetapi kita juga harus siap dengan kemungkinan terburuk. PTM terbatas akan menimbulkan masalah baru karena pendidik dituntut untuk mengajar dengan dua model secara bersamaan yaitu daring dan luring. Sedangkan kita tahu untuk satu model daring saja para guru sangat kewalahan. Untuk itu mereka harus diberikan pembekalan pedagogi digital dan dibimbing untuk dapat melaksanakan pembelajaran dengan paradigma baru,” kata Indra. (Antara)