BANDUNG – Proyek Masjid Apung di Gedebage sampai saat ini belum juga tuntas. Bahkan, berdasarkan informasi dari halaman LPSE, proyek masjid dengan nama al Jabar itu, kembali dianggarkan pada tahun ini.
Proyek Masjid Apung yang dimulai pada 2016 itu, telah memasuki tahap 4 dengan alokasi anggaran Rp 500 miliar.
Menanggapi rencana tersebut, Ketua Investigasi dari organisasi masyarakat (Ormas) DPP Manggala Garuda Putih Agus Satria mengatakan, proyek masjid apung tersebut menalan anggaran sangat besar.
Satuan Kerja (Satker) Dinas Bina Marga dan Tata Ruang (DBMTR) Provinsi Jawa Barat harus melaksanakan hasil perencanaan itu tepat waktu dan sesuai target.
Selain itu, kualitas proyek harus betul-betul sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan. Jangan Sampai pada pelaksanaannya ditemukan bahan-bahan yang tidak sesuai.
‘’Ini yang harus kita awasi bersama, jangan sampai pelaksana proyek atau pemenang tender main mata dengan Satker yang ada di dinas,’’kata Agus ketika ditemui di Bandung, Rabu, (31/3).
Dia meminta, proyek Masjid Apung jangan dijadikan ladang korupsi. Terlebih, bangunan fenomenal tersebut adalah sarana ibadah umat islam.
‘’Saya pikir sangat keterlaluan jika nanti proyek itu jadi ajang bancakan. Itu sangat keterlaluan,’’ujarnya.
Untuk itu, di masa Pandemi Covid-19, DBMTR harus melakukan pengawasan kepada pelaksana proyek. Jangan sampai kualitas bangunan untuk tahap ke IV ini, tidak sesuai spesifikasi.
Agus menambahkan, sebagai lembaga kemasyarakatan, DPP Manggala Garuda Putih akan mengambil peran untuk ikut melakukan pengawasan terhadap proyek itu.
‘’Kami tidak mau kecolongan, proyek ratusan miliar itu menggunakan uang rakyat. Makanya kami akan turun ikut mengawasi langsung,’’pungkas Agus. (**).