Pemkot Bandung Menyayangkan Rencana Impor Beras

BANDUNG – Rencana impor beras yang akan dilakukan oleh Pemerintah Pusat menuai sorotan dari berbagai pihak, salah satunya Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung. Wakil Wali Kota Bandung Yana Mulyana menyayangkan dengan sikap tersebut. Menurutnya, dengan stok yang ada saat ini, rencana impor beras dari Thailand dinilainya tidak bijak.

“‎Kalau memang betul surplus, ngapain? Setahu saya kita stoknya itu berapa juta ton yang di Bulog, jangan sampai hayo (terus, red) numpuk,” ujar Yana kepada wartawan di Kota Bandung, Selasa (22/3).

Ia mengungkapkan, stok beras khususnya di Jawa Barat dinilai masih memadai kebutuhan masyarakat. Sehingga‎, penggunaan stok yang ada harus didahulukan sebelum memutuskan untuk impor beras. “Sebaiknya, manfaatkan dulu yang ada,” paparnya.

Sebagaimana diketahui, meski beberapa pihak seperti Kementerian Pertanian, Badan Pusat Statistik (BPS) hingga Perum Bulog mengatakan tidak perlu impor beras karena prediksi terjadi surplus, namun Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi, terkesan ‘ngotot’ untuk tetap melakukan impor.

“Supaya bapak/ibu tahu, Bulog minggu lalu Rabu atau Kamis, pengadaan untuk gabah petani hanya 85 ribu ton, mestinya mendekati 500 ribu ton hari ini. Jadi penyerapan itu gak baik, ini menyebabkan stok Bulog berada di paling rendah dalam sejarah,” ujarnya dilansir dari laman jabarekspres.com, Selasa (23/3).

“Saya mesti memikirkan yang tidak terpikirkan, saya mesti ambil keputusan-keputusan yang gak populer. Saya hadapi. Kalau saya salah saya siap berhenti, gak ada masalah,” sambung Lutfi.

Menurutnya, berkaca pada permasalahan pangan sebelumnya, di mana harga komoditas melonjak tak terkendali akibat pasokan kurang, menurutnya impor beras itu dilakukan untuk menjaga agar hal itu tidak terjadi.

“Contoh sekarang harga cabai. Karena hujan, harga cabai sekarang mendekati Rp 90 ribu/kg, siapa yg salah? Saya juga, padahal urusannya harga cabe naik, kenapa kok saya disalahkan juga. Jadi ini tanggung jawab saya, saya bilang, kita gak usah perlebar diskusi, saya janji, tidak ada impor ketika panen raya,” tegasnya.

Tak cukup sampai di situ, Lutfi juga menjamin impor beras tak akan menghancurkan petani Indonesia, terlebih ketika belum ada impor beras. Dia menjelaskan impor dikeluarkan untuk berjaga-jaga karena stok beras Bulog sudah mulai menipis. Saat ini, stok beras ada 800 ribu ton, 300 ribu di antaranya hasil impor pada 2018 yang mutunya sudah menurun.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan