SOREANG – Para pelaku UMKM menyambut baik kabar akan segera dikucurkannya kembali Bantuan Produktif Usaha Mikro (BPUM) oleh pemerintah pusat.
Menanggapi kabar tersebut, anggota Komisi B DPRD Kabupaten Bandung Tri Bambang Pamungkas berharap agar tidak terjadi lagi isu-isu miring seperti dugaan pungli (pungutan liar) yang santer terdengar pada pencairan BPUM tahap sebelumnya.
Tri berharap masyarakat penerima BPUM bisa lebih cerdas jika ada oknum-oknum yang mengatasnamakan pemerintah dalam membantu proses pencairan dana bantuan modal usaha tersebut.
Menurutnya, dari sisi regulasi pemerintah daerah (Dinas Koperasi dan UMKM) hanya sebagai fasilitator, karena itu sudah ketentuan peraturan dari pemerintah pusatnya. Dari segi aturan, BPUM itu langsung ditujukan kepada calon penerima atau kelompok.
“Jadi, yang mungkin kita lakukan dari aspek perlindungan terhadap penerima, ya kita hanya bisa menyarankan bahwa bantuan itu sepenuhnya ada di kewenangan pemerintah pusat yang dalam hal ini Kementerian Koperasi dan UMKM, sehingga kita tidak bisa mengintervensi kalau sampai terjadi penyimpangan-penyimpangan. Karena itulah, sebaiknya jika ada oknum-oknum yang datang sebaiknya tidak digubris saja,” papar Tri di ruang kerjanya, Selasa (23/3).
Pihak DPRD sendiri, menurut Tri seperti halnya pemerintah daerah yang tidak bisa memberikan kebijakan apapun, karena tidak ada cantolannya di DPRD. Namun ia mengatakan pihaknya akan tetap mengontrol dan memeberi saran kepada masyarakat jangan sampai terjadi penyimpangan-penyimpangan.
Terkait pemyimpangan seperti pungutan liar, Tri menyebut semua kembali lagi kepada masyarakat penerima bantuannya. Jika memang sampai ada oknum yang menerima imbalan dari masyarakat penerima BPUM sebagai imbalan atas jasanya membantu pencairan, itu diluar kewenangan pemerintah.
“Hal itu kan terjadi pasti sudah ada kesepakatan diantara mereka (penerima dan oknum, red). Jadi kalau dari pandangan saya kemarin itu kan ada temuan, makanya rame, kalau enggak ada temuan ya mungkin yang bersangkutan pun (penerima) tidak akan berbicara keluar,” jelasnya.
Tri menduga hal itu bisa menjadi temuan karena diduga ada orang yang memang punya kepentingan yang akhirnya di-blow up.
“Tapi kalau tidak ada yang berkepentingan pasti adem ayem aja,” tambahnya.