CIMAHI – Akhir-akhir ini harga cabai dikabarkan kian memburuk alias melejit dan melonjak naik. Hal tersebut diduga karena pasokannya berkurang serta pengaruh cuaca buruk yang menyebabkan para petani gagal panen.
Ai Nayanti (50) mengatakan, kini harga cabai rawit Rp 120.000 per kilo, harga cabai merah tanjung Rp 40.000 per kilo, harga cabai cengek Rp 55.000 per kilo, harga cabai keriting Rp 55.000 per kilo, dan harga cabai gendot Rp 20.000 per kilo.
“Pengaruh naik pasokannya kurang dari cuaca (buruk, red), kadang-kadang panennya gagal,” tambah Ai Nayanti kepada wartawan Jabar Ekspres pada Kamis (18/3).
Saat ini, dari harga jenis harga cabai yang lainnya yang paling mahal yakni harga cabai rawit yang naik menjadi Rp 120.000 karena pasokan dari cabai tersebut masih berkurang akibat dari gagal panen.
Kemudian, Wawan Setiawan (50) sebagai pedagang sayuran mengatakan, untuk pasokan dari bertambah nya harga cabe akan naik kembali karena petaninya merasa dirugikan akibat dari gagal panen maka dari itu stoknya sedikit.
Rata-rata setiap pedagang sayuran mendapat omset sebesar 30 persen akibat dari naiknya harga pokok kebutuhan masyarakat serta keadaan pandemi.
“Sehari dapet omset 2 juta perhari dan itu dibelanjain lagi, tapi gak tentu kadang-kadang 1,5 juta kadang 2 juta justru sekarang lagi menurun omsetnya gara-gara pasar di jalanan jadi ngaruh ke pasar tradisional,” ungkap Wawan Setiawan (52) sebagai Pedagang Sayuran.
Menjelang, bulan puasa harga cabai dan sayuran masih belum dipastikan karena tergantung dari cuaca serta pasokannya.
“Masalah bulan puasa, biasanya suka ada perubahan. Terutama sayur-sayuran kalau lagi bulan puasa suka turun,” tambahnya.
Sedangkan, untuk harga pokok sayuran masih tergolong stabil karena pasokannya tersedia. (mg5)