BANDUNG – Keterbatasan bukan suatu hambatan untuk terus beraktifitas, seperti yang dilakukan oleh Guntur Afandi, Ricky Hermansyah, Sunardi, Asep Darmawan dan Muhamad Taufik yang menggagas sepakbola untuk para disabilitas. Kota Bandung merupakan pencetus pertama sepak bola tangan bagi para disabilitas.
Pada tahun 2009 mereka membentuk olahraga sepakbola dengan menggunakan tangan, hal ini sangat bisa dilakukan oleh mereka yang memiliki hambatan pada kaki. Hambatan tersebut bisa karena kelumpuhan, amputasi ataupun polio.
Guntur Afandi selaku Ketua Sepakbola Tangan Disabilitas memiliki misi untuk membawa sepakbola tangan disabilitas untuk bisa masuk sampai kancah internasional.
“Sepakbola tangan mempunyai visi agar bisa menjadi olahraga yang bisa dilakukan untuk para disabilitas fisik yang mempunyai hambatan gerak pada kaki. Selain itu misi kami adalah membawa sepakbola tangan ini menjadi olahraga prestasi di kancah nasional maupun internasional,” ujarnya saat sebelum melakukan latihan di SLB Cicendo No. 2, Babakan Ciamis Kota Bandung.
Dalam satu tim terdiri dari enam orang yang sudah termasuk penjaga gawang. Aturan dari sepak bola tangan disabiltas masih sama dengan sepak bola biasa, Abah Guntur menjelaskan yang membedakan hanya klasifikasinya.
“Karena disabiltas kita beragam, nah kalo sepak bola ini lebih ke disabilitas daksa dan amputi atau amputi bawaan lahir. Amputi bawaan lahir itu ada yang tidak punya kaki emang udah bawaan dari lahir. Jadi dalam satu tim pun nanti dibagi-bagi sesuai dengan klasifikasi itu,” jelasnya.
Selain itu Pelatih dari sepakbola tangan Ismed Solihin mengatakan dalam sepak bola tangan, pemain menyentuh bola dengan menggunakan dua tangan secara bersamaan adalah suatu pelanggaran dalam permainan.
“Semua unsur tangan bisa digunakan, cuma dalam permainannya memegang atau menopang itu jadi pelanggaran. Jadi dua tangan itu boleh digunakan tapi tidak digunakan secara bersama-sama. Boleh digunakan dua-duanya tapi tidak boleh dilakukan secara bersamaan dalam arti memegang atau menyentuh berbarengan itu pelanggaran dalam permainan ini,” tuturnya.
Dalam permainan ini, Ismed menjelaskan lebih lanjut bahwa bola tidak boleh ada ditangan meskipun hanya beberapa detik. Bola harus terus bergerak dan mengoper itu bersifat sentuhan bukan dorongan. Peraturan bola di udara itu seperti biasa. Kepala dan dada boleh digunakan secara utuh terkecuali untuk tangan.