BANDUNG – Kepala Seksi Kurikulum SMP Disdik Kota Bandung Bambang Irianto mengungkapkan, pihkanya telah menargetkan pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) yang bisa digelar di setiap sekolah mulai Juni 2021.
Rencana tersebut bahkan telah dilakukan jauh-jauh hari, yakni pada Desember 2020 lalu.
Menurut Bambang, secara ideal pembelajaran bagi peserta didik dilakukan tatap muka, namun dengan disertai protokol kesehatan (prokes) yang ketat.
Pasalnya, pada saat PTM, interaksi sosial atau ilmiah terjadi antara guru dengan siswa ataupun siswa dengan siswa.
“Ketika siswa ingin berkonsultasi atau bekerja sama dan adanya komunikasi ide dan gagasan kritis, bisa disampaikan,” kata Bambang di Taman Dewi Sartika, Kota Bandung, Selasa (9/3).
Ia menjelaskan, Disdik Kota Bandung juga tengah menyiapkan skenario PTM di Kota Bandung pada Juni mendatang.
Mulai dari pembagian atau pembatasan jam pembelajaran, hingga PTM yang hanya dapat dilakukan berdasarkan persetujuan dari orang tua dan murid yang bersangkutan.
Adapun orang tua yang tidak mengizinkan anaknya mengikuti PTM, bisa tetap belajar secara daring atau pembelajaran jarak jauh (PJJ).
“Kita akan menyiapkan tiga skenario belajar tatap muka, pertama 10 sampai 25 persen maksimal masa uji coba simulasi. Kedua berlangsung 1 sampai 4 minggu selanjutnya masa transisi 2 bulan, kalau sudah dianggap sudah aman 2 bulan itu kita menyiapkan 50 persen siswa boleh ke sekolah yang lain di rumah,” jelasnya
Bambang menambahkan, pihaknya akan menerapkan blended learning serta menjalankan PTM dengan persentase 50 hingga 100 persen. Rencana tersebut akan tergantung pada kondisi penyebaran Covid-19 di Kota Bandung.
“Kita akan mengajukan konsultasi kepada Satgas Covid-19 Kota Bandung, yang masih rawan tentu akan berpengaruh terhadap komposisi jumlah siswa,” tambahnya.
Lebih lanjut ia menuturkan, setiap minggu siswa yang belajar secara tatap muka direncanakan hanya untuk kelas satu dan dua. Lalu, minggu berikutnya kelas 3 dan 4 dan seterusnya.
“Skenario setengah dari jumlah siswa yang siap misal satu kelas 32 orang yang siap 20 maka setengahnya 10 orang,” bebernya.
Berdasarkan data yang dihimpun Disdik Kota Bandung, dari 252 SMP dan 400 lebih SD di Kota Bandung sekitar 80 persen sudah siap melaksanakan belajar tatap muka dengan protokol kesehatan yang maksimal. Daftar tersebut berasal dari daftar periksa yang disediakan oleh Disdik.