BANDUNG – Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Bandung tengah merencanakan langkah strategis sebagai upaya mengurangi aksi kriminal yang terjadi akhir-akhir ini di kawasan Asia-Afrika.
Salah satunya dengan menjadikan beberapa personil Satpol PP menjadi intel atau mata-mata.
Hal itu disampaikan Kabid Penegakan Produk Hukum Daerah Satpol PP Kota Bandung, Idris Kuswandi.
“Pak Kasat menginstruksikan untuk menempatkan para penyidik atau bisa disebut intelnya lah. Nanti akan di-floating di sana coba dibuat mungkin seperti penyamaran. Seperti itu komitmennya ya,” ujarnya, Kamis (4/1).
Upaya tindakan kamuflase tersebut muncul karena kesatuan tersebut menduga ada praktik tersembunyi antara beberapa oknum pedagang tato dengan para copet.
“Kemarin korban yang di video viral itu cerita, saat tengah berupaya mengejar pelaku copet, ada salah seorang penjual tato yang seolah-olah ingin membantu. Tetapi dia malah menghalangi jalan dari si korban,” bebernya.
Dia pun menduga kalau aksi pencopetan ini memiliki kelompok yang kuat dan berjaring. Dugaannya itu didasarkan dari waktu dan situasi saat copet tersebut beraksi.
“Kejadian kemarin itu coba lihat. Sampai berani terang-terangan di siang hari ketika situasi banyak orang waktu itu. Jadi dugaan saya ini ada semacam komplotan dengan oknum (penjual jasa, red) tato,” ujarnya.
Pihaknya pun meminta kepada masyarakat Kota Bandung agar selalu waspada dan berhati-hati ketika tengah bepergian ke tempat-tempat umum.
“Himbauan kepada warga masyarakat agar lebih berhati-hati. Kami akan selalu memberi tahu akan hal ini ya. Salah satunya dengan memakai pengeras suara yang kita punya di Mako 2,” ucapnya. (mg1)