BANDUNG – Gubernur Jabar Ridwan Kamil sempat mengungkapkan godaan untuk memimpin partai politik (parpol) di Jabar. Partai NasDem sebagai pengusung di Pilgub Jabar angkat bicara.
Ketua DPW NasDem Jabar Saan Mustofa mengatakan, partainya tidak menawarkan Ridwan Kamil untuk mengisi kursi Ketua DPW NasDem. Meski jadi partai pengusung. Justru sebaliknya, kata Saan, pihaknya meminta agar Emil jangan masuk sebagai kader partai manapun.
“Kalau NasDem dari awal sudah menyarankan atau meminta agar Kang Emil tidak menjadi kader apapun, termasuk NasDem. Karena Kang Emil berangkat dari latar belakang teknokrat. Justru dengan latar belakang Kang Emil tidak menjadi kader partai apapun, keteknokratan tidak akan terganggu dalam membangun Jawa Barat,” ucap Saan dilansir dari detik.com, Selasa (23/2).
“Tidak terganggu oleh kepentingan partai politik sehingga Kang Emil menjadi lebih leluasa dalam mewujudkan visinya, programnya untuk membangun Jabar. Jadi Kang Emil milik semua kan, milik semua masyarakat Jabar dan milik seluruh partai yang ada di Jabar. Sampai hari ini, Nasdem masih seperti itu,” ujar dia menambahkan.
Menurut Saan, bila Emil masuk sebagai kader partai, apalagi menjadi pimpinan partai di Jabar, peluang Emil untuk ikut kontestasi Pilpres 2024 akan minim.
“Kalau Kang Emil masuk di Jabar menjadi salah satu pimpinan partai di Jawa Barat justru makin memperkecil Kang Emil. Kenapa, Kang Emil ini levelnya sudah nasional, apalagi Kang Emil punya orientasi masuk di 2024 dalam pentas politik nasional. Kalau Kang Emil ada di Jawa Barat, itu Kang Emil terkungkung, agak susah bergerak di luar Jawa Barat. Justru dalam posisi Kang Emil hari ini, itu menjadi leluasa Kang Emil bergerak kemanapun untuk menyongsong 2024,” tutur Saan.
Menurut Saan, tugas Emil saat ini ialah untuk menyelesaikan sebagai gubernur Jabar. Terlebih Kang Emil masih memiliki berbagai hal yang harus diselesaikan di sisa masa jabatannya.
“Jadi kalau saya secara pribadi, Kang Emil berposisi seperti sekarang saja. Sebagai seorang teknokrat. Kalau NasDem sebagai teknokrat tentu penting menghindari beban-beban kepentingan partai. Kedua penting untuk menghindari agar leluasa. Saya sih lebih menyarankan Kang Emil nggak usah berpartai dulu. Apalagi punya keinginan di kontes nasional pilpres mendatang,” ujar Saan.