Gelar Pertemuan, PKH di Bandung Timur Bicarakan Kendala dan e-PKH


BANDUNG – Kegiatan Program Keluarga Harapan (PKH) diselenggarakan di Gedung Sabusu Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang, Selasa (16/2). Kegiatan tersebut dihadiri langsung oleh Deden Permana selaku Koordinator Program Keluarga Harapan (PKH) Wilayah Bandung Timur.

“Ini acara rutin, bulanan, terkait dengan PKH, karena ada hal-hal yang baru yang harus disampaikan kepada SDM yang ada di wilayah Cileunyi dan Cilengkrang,” kata Deden Permana Koordinator PKH Wilayah Bandung Timur.

Ia mengatakan bahwa yang menjadi trending topic adalah bisnis proses yang sudah biasa para keluarga lakukan bersama. Namun Deden menjelaskan bahwa masih terdapat hal yang perlu diperhatikan.

“Cuma ada beberapa hal yang harus diupdate terkait informasi yang datang dari Kementerian Sosial khususnya dari JSK (Jaminan Sosial Keluarga),” ujarnya.

Terkait hal itu, Deden menambahkan bahwa mungkin ada informasi-informasi terbaru terkait dengan aplikasi di E-PKH. Aplikasi ini merupakan suatu terobosan berbasis digital yang dilakukan Kemensos untuk membuktikan bahwa PKH sudah siap menyongsong di era internet.

“Aplikasi E-PKH itu berupa pemutahiran data, verifikasi data dan verifikasi kesehatan di lingkungan kesejahteraan sosial,” imbuhnya.

Sementara itu, terkait kendala yang dialami, Deden mengakui bahwa tidak ada kendala serius sebab hal itu telah diminimalisir.

“Baik itu dari stakeholder, karena PKH di Kabupaten Bandung itu sudah ada di tahun 2007, kurang lebih sudah dilaksanakan 13 tahun,” tuturnya.

Deden mengatakan adapun secara kendala sosialisasi ke masyarakat atau keluarga penerima manfaat, mereka sudah melakukan pertemuan kelompok, dengan adaptasi kebiasaan baru.

“Jadi di PKH itu ada komponen yang harus mereka miliki dari setiap keluarga, jadi kalau setiap komponennya sudah tidak ada lagi, reward dari PKH sudah tidak ada,” ucapnya.

Sementara itu, di Indonesia katanya, mereka walaupun komponennya diketahui berkurang karena habis, komponen tersebut tetap terganti dari Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).

“Saya berharap mungkin selama ini kerja sama bersama SDM yang ada khususnya para pendamping selalu solid saja, karena di PKH itu tidak menentu waktu kerjanya,” tutup Deden Permana. (mg8)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan