CIMAHI – Tanda-tanda Pembelajaran Tatap Muka (PTM) sekolah di Kota Cimahi belum terlihat. Pemerintah Kota (Pemkot) Cimahi belum bisa memastikan kapan siswa bisa belajar kembali di sekolah, setelah hampir setahun belajar secara daring.
Pada Senin (15/2), Pemkot Cimahi kembali melakukan pembahasan pengenai kegiatan belajar di Kota Cimahi, namun belum ada jawaban pasti mengenai pembukaan sekolah. Sebab saat ini situasinya belum memungkinkan.
“Yang perlu saya sampaikan, bahwa proses belajar mengajar tatap muka itu masih hanya 14 persen yang setuju, sehingga pembelajaran tatap muka belum dilakukan di Kota Cimahi,” ujar Pelaksana Tugas Wali Kota Cimahi, Ngatiyana saat ditemui di Pemkot Cimahi, Senin (15/2).
Seperti diketahui, sejak mewabahnya Corona Virus Disease (Covid-19), seluruh kegiatan belajar mengajar di sekolah dihentikan, tak terkecuali di Kota Cimahi. Pembelajaran dialihkan dari jarak jauh secara daring atau online.
Agar semua siswa bisa mengikuti pembelajaran dengan baik, Pemkot Cimahi kini merencanakan proses belajar lewat stasion televisi, seperti yang pernah dilakukan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
Opsi pemberian materi pembelajaran yang rencananya bekerjasama dengan stasion televisi lokal Kota Cimahi itu sebagai solusi bagi siswa yang selama ini tidak memiliki ponsel selama PJJ ditengah pandemi Covid-19.
“Proses belajar mengajar kita akan melalui televisi. Nanti peserta didik bisa menerima proses belajar dari para guru melalui televisi,” terang Ngatiyana.
Menurut Ngatiyana, dari data yang disampaikan Dinas Pendidikan Kota Cimahi tercatat ada sekitar 340 lebih siswa SD dan 600 lebih siswa SMP yang tidak memiliki handphone untuk belajar daring.
Selama ini mereka mengikuti pembelajaran secara luring, dimana orang tuanya yang mengambil tugas kepada guru-gurunya. “Yang tidak memiliki HP makannya pemeirntah ambil langka belajar melalui TV,” ucap Ngatiyana.
Sebagai persiapan, untuk saat ini pihaknya tengah memastikan seluruh siswa bisa mengakses stasion televisi lokal bernama AKTV tersebut. Kemudian bagi yang tidak memiliki televisi di rumahnya, Ngatiyana mengintruksikan untuk disediakan di kantor RW setempat.
“Kalau ada masyarakat gak punya TV, nanti di kantor RW bisa jadi opsi. Ini terobosan kita lakukan agar proses belajar tetap dilasanakan dengan baik,” sebutnya.