CIMAHI – Kerjasama antara Dinas Pangan dan Pertanian (Dispangtan) dengan pemilik usaha sapi perah, Uden Mulyadi, sudah dimulai sejak tahun 2010. Kerjasama tersebut merupakan kerjasama antara dinas dengan pelaku usaha.
Kerjasama tersebut memungkinkan Dispangtan Kota Cimahi memberikan fasilitas bantuan kepada pelaku usaha.
Di tahun 2020, pengusaha sapi perah telah mendapatkan pakan ternak sapi perah. Selain bantuan pakan, peternak juga mendapat bantuan kesehatan untuk sapinya. Sapi tersebut selalu dicek sampel darahnya oleh Dispangtan Kota Cimahi.
“Sebelum pandemi covid-19 telah diadakan pelatihan dari mulai beternak dan pengelolaan limbah, tapi limbahnya bukan berasal dari Dispangtan melainkan dari UMKM,” kata Uden Mulyadi, Selasa (9/2).
Di Cipageran sudah memiliki tiga kelompok sapi perah, termasuk kelompoknya Pak Uden. Kelompok tersebut yakni Mekar Mandiri dengan jumlah anggota sebanyak 26 orang dan 80 ekor sapi. Kelompok lainnya memiliki jumlah anggota 70 orang dan 350 ekor sapi.
Awal mula Pak Uden beternak, sebelum beternak sapi perah dan berfokus ke sapi pedaging, ia hanya memiliki satu ekor sapi. Sekarang, Pak Uden sudah memiliki 14 ekor sapi.
Hasil olahan susu sapi yang sudah diperas siap untuk dikirimkan ke beberapa daerah. Pemesan datang dari berbagai daerah. Biasanya pengiriman susu hasil olahan tersebut bisa sampai ke Kabupaten Bandung Barat, Kota Bandung, dan Kabupaten Bandung. Ia menanggung biaya ongkos kirim dengan masing-masing sebanyak 60 liter.
Kelompoknya Pak Uden yakni Mekar Mandiri sudah menghasilkan produk yang siap untuk dijual. Produk andalan yang memiliki banyak peminat adalah Yoghurt Cipageran (Yocipa). Harga jual produk ini cukup murah. Satu botol harganya Rp. 8.000, sedangkan harga per gelasnya Rp. 4.000. Sementara itu, untuk ukuran botol satu liter harganya Rp. 30.000.
“Jadi kalau ada pembeli mau membeli susu biasanya hubungi via whatsapp atau penjualnya akan dibantu oleh saya,” pungkasnya. (Mg.12)