BANDUNG – Mantan pemain Persib, Firman Utina memiliki banyak kenangan manis bersama Persib. Selain berhasil membawa juara, pria asal Manado itu punya kenangan unik bersama gelandang tangguh yang kini memperkuat Bali United, Hariono.
Hariono memang sudah menjadi ikon bagi sepakbola Bandung. Meski berasal dari Sidoarjo, Hariono mampu memberikan kesetiaan untuk Persib dan Bandung selama lebih dari 10 musim.
Firman mengatakan, Hariono merupakan sosok yang rendah hati dan sulit ditebak. Hariono juga tak banyak bicara tapi mampu berbicara banyak ketika disuruh menunjukan semangat juangnya saat dipercaya mengawal lini tengah Persib.
“Sosok pemain low profile, pemain yang susah ditebak kenapa susah ditebak karena gak banyak omong, gak banyak permintaan, tapi kalau bicara fighting spirit di lapangan ya luar biasa,” kata Firman dilansir dari republikbobotoh.com.
Eks pemain Sriwijaya FC it juga menjelaskan bahwa keberadaan Hariono sangat membantu kinerjanya saat bekerjasama di sektor tengah permainan.
Terutama dalam urusan bertahan, Firman mengaku nyaman ketika timnya mendapatkan serangan dan ada Hariono yang menghadang.
“Saya sangat terbantu dengan Hariono dan saya terbantu dengan mereka para pemain gelandang. Umur saya 34 dan kondiai saya menurun. Tapi saya percaya ada Hariono dan Dedi kusnandar membantu di belakang,”
“Mereka bisa membantu kinerja saya disaat transisi defending. Saat begitu defending dan saya lihat Cak Gondrong di belakang ah aman, koplo No,” kenangnya.
Lebih lanjut, Firman menilai Hariono merupakan sosok yang memiliki karakter kuat. Seperti yang pernah dilihatanya kala Hariono berseragam Timnas Indonesia tahun 2011.
Saat itu Hariono berhasil mencetak gol ke gawang Palestina di menit 65. Sayangnya saat itu, pelipis Hariono harus mendapat perawatan karena robek terkena sepakan lawan saat menceploskan bola ke gawang.
Meski mendapat perawatan medis, Hariono justru masih kuat bertanding dan tidak ingin diganti. Termasuk di Persib, karakter Hariono semakin menjadi dibanding saat masih berseragam Deltras Sidiarjo.
“Bicara Hariono sosok yang fighting spirit, orang yang low profile, saya pernah di timnas bareng dia waktu lawan Palestina, sempat sobek tapi dia gak mau diganti dan tetap bertarung di lapangan. Hariono punya karakater, karakter itu lebih dibanding Hariono bermain di Deltras. Dia merasa bahwa Persib itu sudah jiwanya dia,” imbuhnya.